Desember 2018 Kalteng Alami Inflasi Sebesar 1,21 Persen

    Editor: A Uga Gara

    PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah mengalami Inflasi pada bulan Desember 2018, yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (4,52 persen) dan inflasi tahun ke tahun (4,52 persen).

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Yomin Tofri dalam pers rilis release, di Kantor BPS Kakteng. Rabu (2/1/2019).

    “Dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, 80 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. lnflasi tertinggi terjadi di Kupang (2,09 persen) dan deflasi tertinggi terjadi di Sorong (0,15 persen)” ucap Yomin.

    Sementara itu kota yang menjadi acuan untuk di Kalimantan Tengah yang mengalami inflasi di Palangka Raya sebesar 1,07 persen dan yang mengalami inflasi Sampit sebesar 1,47 persen. Kedua kota tersebut menempati peringkat ke- 13 dan ke- 6 kota dengan inflasi tertinggi di tingkat nasional.

    Inflasi di Palangka Raya terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (3,49 persen) dan bahan makanan (2,05 persen). Sementara itu inflasi di Sampit dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (5,51 persen) dan bahan makanan (1,85 persen).

    Komponen kebijakan harga yang diatur pemerintah (administrasi prices) memiliki andil tertinggi terhadap tingkat inflasi di Palangka Raya (0,61 persen) dan Sampit (0,88 persen).

    Sementara itu komunitas menjadi pemicu lonjakan terjadinya inflasi di Palangka Raya dan Sampit berasal dari angkutan udara dan daging ayam ras. Jasa angkutan udara memiliki andil dominan di Palangka Raya (0,55 persen) dan Sampit (0,29 persen). Selanjutnya komoditas ketimun memiliki potensi terhadap terjadinya deflasi di dua kota meskipun rendah.

    (apr/beritasampit.co.id)