Kapal CPO dari Sampit Menuju Tanjung Priok Hilang Kontak, Mungkinkah Dibajak?

    Editor: A Uga Gara

    SAMPIT-Kapal tanker MT, Namse Bangdzod bermuatan Crude Palm Oil (CPO) yang berangkat dari Pelabuhan Bagendang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinyatakan hilang kontak saat dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

    Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli (KBPP) Pelabuhan Sampit Baslan Damang mengatakan, kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Bagendang Sampit pada 27 Desember 2018 dan posisi terakhir kapal tersebut tercatat di perairan Ujung Karawang arah Tanjung Priok pada 1 Januari 2019.

    “Setelah itu tidak adalagi komunikasi. KSOP Sampit sendiri hingga saat ini belum mengetahui apakah kapal itu telah mengalami kecelakaan atau tidak,” jelas Baslan Damang, Minggu (6/1/2019) malam.

    Dijelaskan Baslan Damang saat ditemui di kantornya, saat ini pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, KSOP Tanjung Priok, Basarnas, KSOP Sampit, dan juga owner kapal juga ikut serta mencari serta memonitor keberadaan kapal tersebut.

    “Kapal MT Namse Bangdzod memiliki 12 crew. Terdiri dari seorang nahkoda dan 11 anak buah kapal (ABK), kami berharap tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan terhadap kapal tersebut,” tutup Baslan.

    Seperti diketahui, mengutip beritatrans.com, kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2017. Belakangan diketahui terjadi penjarahan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil) di perairan Dumai yang diduga melibatkan anak buah kapal (ABK) yang dipercaya membawa CPO tersebut.

    PT Wilmar, sebuah perusahaan produsen CPO besar di Dumai melaporkan kehilangan muatan sebanyak 84 ton minyak sawit mentah yang diangkut menggunakan SPOB Seroja dari Sampit Kalimantan Tengah.

    Laporan kehilangan tersebut disampaikan pihak perusahaan ke Mapolres Dumai dan saat ini, aparat kepolisian sudah menahan 4 orang anak buah kapal diduga terlbat dalam aksi yang dilaporkan merugikan perusahaan hingga Rp600 juta.

    Pihak perusahaan sendiri melaporkan kalau kejadian pencurian tersebut diketahui sudah dua kali terjadi dan kecurigaan diarahkan kepada awak kapal pengangkut karena terjadi selisih yang cukup jauh pada dinding kapal saat dilakukan penghitungan.

    Manajemen PT Wilmar Nabati group kepada wartawan di Dumai Ahad (23/7) membenarkan adanya pencurian minyak mentah tersebut.

    “Kalau laporan terbarunya, terjadi pada 12 Juli lalu. Sebanyak 84 ton CPO kita yang diangkut dengan menggunakan kapal SPOB Seroja XIV dengan muatan angkut 3650.0,26 MT dari Kota Sampit tiba di Dumai sudah berkurang sekitar 84 ton,” ujar Marwan.

    (im/beritasampit.co.id).