Penyakit Hipertensi Urutan Kedua Terbanyak di Barsel Sepanjang 2018

    Editor : Maulana Kawit

    BUNTOK – Sepanjang tahun 2018 lalu data yang di himpun Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan (Barsel) menyatakan Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) adalah penyakit yang menduduki urutan kedua terbanyak.

    Adapun kesepuluh penyakit terbanyak di Barsel sepanjang tahun 2018 lalu sebagai berikut, Pertama penyakit Infeksi Akut Lain Pada Nafas Bagian Atas sebanyak 17.325 penderita, kedua Tekanan Darah Tinggi 10.394 penderita, ketiga Gastritis 6.752, keempat Dispesia 4.459 dan urutan kelima penyakit Diare sebanyak 3.456 penderita.

    Sedangkan urutan keenam adalah penyakit, Commod Cold/Flu ada 3.443 penderita, ketujuh Rematoid Artritis 2.336, delapan Demam Tipoit 1.742, sembilan Pharingitis 1.707 sedangkan urutan kesepuluh penyakit Kulit Alergi/Urticaria ada 1.582 penderita.

    “Bila kita melihat dari, kesepuluh penyakit terbanyak ini penyakit tidak menular sudah mencapai peringkat kedua. Artinya, kita suda mengetahui bahwa penyakit tidak menular banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kita yakni hipertensi,” Kata Kepala Dinkes Barsel Djulita K Palar melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit P2P Zainah Rusianah kepada beritasampit.co.id. Senin (21/1/2019).

    Dikatakan Zainah, penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan. Namun hipertensi juga dapat di cegah, dengan mengurangi kosumsi garam, tidak merokok, menghindari minuman beralkohol, diet sehat, tidak obesitas atau kegemukan dan melakukan aktifitas fisik.

    “Selain itu juga, hindari makanan yang tinggi natrium seperti garam dapur, kue asin, kripik asin, makanan yang diawetkan, bumbu kecap, penyedap dan yang lainnya,” kata Zainah.

    Selain itu wanita berhijab ini, memberikan tips pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi ini dengan cara perilaku CERDIK yakni. Cek kesehatan secara berkala, Entahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress.

    “Untuk meminalisirnya, dari sepuluh penyakit terbanyak ini kita akan menindak lanjuti ke Puskesmas bahwa penyakit tidak menular sudah memasuki urutan kedua. Berarti, interpensi program akan dilaksanakan diseluruh puskesmas di enam kecamatan barsel,” ujarnya.

    Ditambahkan Zainah, tren sekarang ini dalam hal mengatasi masalah penyakit tidak menular dimasyarakat Kementerian Kesehatan RI punya program POS Pindu PTM (Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) yang akan dibentuk di semua desa di seluruh wilayah Indonesia

    “Barsel sendiri memiliki 94 desa, dan kita baru bisa membentuk sebanyak 30 desa dan pada tahun 2019 sekarang ini. Akan kembali, membentuk Pos Pindu PTM di desa-desa yang belum terbentukb hal tersebut, termasuk untuk menekan penyakit tidak menular seperti hipertensi,” jelasnya.

    Adapun kegunaan dari Pos Pindu PTM tersebut lanjutnya, masyarakat yang datang memeriksa kesehatannya antara umur 15-60 tahun keatas. Selanjutnya, oleh petugas kesehatan dilakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensi meter.

    “Selain pemeriksaan tekanan darah, juga dilakukan pemeriksaan yang lainnya seperti pemeriksaan gula darah, kolestrol dan asam urat,” tukas Zainah.

    (ded/Beritasampit.co.id)