BBM Betsubsidi untuk Nelayan di Kabupaten Kobar Diduga Diselewengkan

    PANGKALAN BUN-Penyebab terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi untuk nelayan Desa Kubu, Kematan Kumai, Kotawaringin Barat dalam dua bulan belakangan ini, diduga diselewengkan oleh oknum tertentu.

    Para nelayan setempat mrnduga, penyelewang BBM bersubsidi tersebut sudah berlangsung lama, dan selalu terulang kembali.

    “Akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 ini, kelangkaan BBM Solar sangat parah di dua SPBU Nelayan sampai kosong. Kami-kami rakyat kecil walaupun tahu dibuat curang oleh oknum tertentu diam saja karena takut,” keluh seorang nelayan Kubu yang tidak bersedia namanya disebutkan.

    Menurut dia, sejak ada kelangkaan BBM Solar, pihaknya sudah melakukan protes dan baru ada tanggapan dari Dinas Perikanan.Tapi lama kelamaan muncul lagi kelangkaan BBM.

    “Kami-kami ini para nelayan di Desa Kubu,sepertinya dipermainkan oleh mereka yang punya jabatan yang sering menjanjikan nanti kedepan tidak ada lagi nelayan kekurangan BBM. Tapi buktinya masih tetap saja sering terjadi kelangkaan BBM,” keluhnya.

    Nelayan lain yang juga tidak betsedia namanya di tulis mengatakan, pasokan BBM bersubsidi untuk sekitar 240 nelayan ke Desa Kubu setiap bulannya mencapai 70 ribu liter. “Itu sudah termasuk cukup. Namun entah kalau sekarang BBM solar kembali langka untuk para nelayan,” tukasnya saat dibincangi beritasampit.co.id via telepon, Senin (28/1/2019).

    Ia juga mengatakan, kelangkaan BBM bersubsidi kuat dugaan ada kecurangan, mengingat SPBU Nelayan yang berada dipesisir pantai tersebut milik perorangan.

    “Seharusnya BBM Solar untuk nelayan,dikelola oleh Desa misal melalui Karang Taruna,yang pendistriobusiannya diawasi oleh Kadas dan Dinas Perikanan. Kalau dikelola oleh perorangan,ya sudah bisa habis dijual ke Indsutri,” bebernya.

    (man/beritasampit.co.id)