Gardu Induk Terpasang, Tidak Menjamin Bebas Bray Pret

    “Penomena bay-pret pada wilayah yang baru dipasang Gardu Induk, diprediksi akan terus ada selama pemeliharaan..

    Oleh: Maman Wiharja

    PASCA terpasangnya, pengoperasikan Gardu Induk (GI) Pangkalan Bun 150 kilo Volt (kv) pada Selasa 11 Desember 2018, sekitar 2 bulanan lebih di Desa Purbasari Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kobar. Maka (menurut realese PLN) sistem kelistrikan Pangkalan Bun terhubung (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan Barito Mahakam (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) yang saat ini memiliki surplus daya mencapai lebih dari 200 Mega Watt (MW).

    Namun pengamatan beritasampit.co.id, Gardu Induk yang menelan biaya sekitar Rp 90 Milliar yang telah berdiri megah di Desa Purbasari tersebut baru beroprasi belum semusim jagung, walaupun sistem kelistrikan di ULP Pangkalan Bun terhubung (interkoneksi), tidak akan serta merta atau ‘bim salabim’, langsung ‘mantap’.

    Tapi tentunya masih ada kendala yang harus diperbaiki oleh PLN. Coba saja simak, awalnya pasokan listrik ULP Pangkalan Bun disuplai oleh sistem kelistrikan yang terpisah (isolated), dimana sepenuhnya suplai kelistrikan hanya mengandalkan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang memiliki daya mampu sebesar 33,65 Mega Watt (MW).

    Sekarang setelah ada Garudu Induk,yang memiliki surplus daya lebih dari 200 Mega Watt (MW),kemudian dialirkan ke ULP Pangkalan Bun tentunya ULP Pangkalan Bun,MWnya semakin bertambah.

    Bak sebuah mobil tua setelah ‘Spare Partnya’ (bagian mesinnya) diganti dengan yang baru,maka melajunyapun semakin mantap.Tapi sayangnya mobil tua tersebut hanya diganti bagian mesinnya saja,maka 2 bulan kemudian mobil tua tersebut sering mogok,karena bodi dan onerdil lainnya belum diganti,sementara yang diganti baru mesinnya saja.

    Mungkin sama dengan nasib PLN ULP Pangkalan Bun, yang sekarang sering ‘bray-pres’ (mati mendadak) diprediksi setelah ada penambahan daya dari sebelumnya 33,65 tiba-tiba ‘diimpus’ menjadi 200 MW,( penambahan 166,35 MW),maka PLN ULP Pangkalan Bun sering mengalami gangguan.

    Gangguan mati mendadak bukan karena factor alam, karena biarpun cuaca cerah, tidak ada hujan/halilintar, tiba-tiba aliran listrik mati total. Mingkin dikarenakan, masih banyak jaringan-jaringan kabel atu tiang listrik lama yang perlu diperbaharui, agar bisa dan kuat menerima ‘daya’ dari Gardu Induk.

    Pengamatan penulis,penyaluran daya aliran listrik tidak bisa disamakan dengan penyaluran air.Misal air dari irigasi dialirkan kepersawahan,prosesnya santai karena air sebelum sampai kepematang sawah mengalir dulu melalui sungai-sungai kecil,kemudian belok keparit-parit pinggir pematang sawah dan baru masuk mengairi persawahan.

    Kalau aliran listrik, begitu dialirkan proses mengalirnya sangat cepat.

    Nah saat mengalir melalui jaringan kabel dan masuk ke gardu-gardu kecil, siapa tahu ada jaringan kabel atau gardu-gardu kecil yang sudah tua, sehingga saat menerima aliran/daya yang kuat, tiba-tiba ada kabel terbakar akhirnya konslet. Kalau sudah konslet aliar listrik PLN pun mendadak mati.

    Jadi seperti 2 kali diumumkan oleh PLN, walaupun aliran listriknya mati duluan dan pengumumannya belakangan, pada Sabtu 2 Januari 2019,PLN mengumumkan (Info Pemeliharaan Listrik). Di Palangka Raya dari Pukul 09.00 WIB s/d 11.00 WIB,aliran listrik mati di sejumlah titik . Pukul 09.00 WIB s/d 12.30 WIB di Pangkalan Bun,diratusan titik mati total. Kuala Pembuang Kab.Seruyan Pukul 08.00 WIB s/d 12.00 WIB dibeberapa titik mati.

    Dari 1 Kota dan2 Kabupaten, mati total disebabkan ada pemeliharaan. Namun pengumuman yang pertama tidak sesuai dengan diumumkan,karena untuk Pangkalan Bun, dalam pengumuman bakal nyala pada Pukul 12,30 WIB, ternyata aliran PLN mato total lagi.

    Dan pengumuman yang kedua pun datang lagi, PLN mengumumkan pada pukul 13.30 WIB suplay listrik dibeberapa wilayah di Kalteng terhenti. Penyebabnya karena ada gangguan pada transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV pada jalur Induk antara GI Mintin dan GI Palangka Raya. Dan dari Pukul 09.00 WIB Sabtu (2/2/2019) menjelang magrib aliran listrik PLN baru bisa nyala.

    Penomena ‘bray-pret’, pada wilayah yang baru dipasang Gardu Induk, diprediksi akan terus ada selama pemeliharaan. Karena untuk melakukan pemeliharaan butuh waktu yang cukup lama. Untuk itu kepada masyarakat konsumen PLN, harap maklum kalau terjadi aliran tiba-tiba terputus. Semoga tulisan ini bermanfaat sebagi penambah informasi. (*)

    Penulis: Wartawan BeritaSampit.co.id tinggal di Pangkalan Bun