Buaya Pemangsa Masuk Alat Tangkap, Puluhan Ekor Masih Berkeliaran

    Editor : Maulana Kawit

    SAMPIT – Kurang lebih satu minggu pasca tragedi penerkaman buaya terhadap Julhaidir (41) Warga Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) yang mengakibatkan lengan kirinya putus pada Jumat (1/2/2019) lalu sekitar pukul 18.30 WIB sore.

    Alat tangkap yang dipasang pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bersama warga ini mendapatkan hasil. Buaya berukuran besar tersebut, kini sudah ditemukan warga dalam keadaan masuk alat perangkap yang dipasang ke sebelah darat dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Atas bantuan dari pihak BKSDA berupa alat pancing dan alat perangkap terbuat dari besi Sabtu (2/2/2019) lalu akhirnya mendapatkan buaya ganas itu, Perangkap buaya kami pasang masuk ke sebelah darat sekitar 800 meter dari jembatan sungai Serangggas tak jauh dari permukiman penduduk, ” ujar Ketua RT 09, H M Aini, Jumat (8/2/2019).

    Memerlukan waktu satu minggu, umpan bebek hidup yang dipasang disungai Seranggas baru mampu menarik perhatian Buaya ganas dan lapar itu memakannya.

    “Hewan bebek hingga seminggu itu sudah mati baru dimasuki buaya lapar yang panjangnya mencapai 4 meter,” tutur HM Aini kepada media ini.

    Ditempat yang sama Kepala Desa Lampuyang, Marbawi menambahkan, pemasangan yang diberikan pihak BKSDA berupa alat pancing dan alat perangkap yang terbuat dari besi itu sangat efektif untuk menangkap buaya-buaya yang lagi berkeliaran.

    “Kita mendapat kabar pagi tadi (red.) dan langsung melihat kebenaran buaya yang didapat dan masuk kedalam perangkap. Kita bersama pospol Teluk Sampit menjaga dari gangguan orang yang tak bertanggung jawab dan mengingatkan jangan sampai diganggu,” pinta Kades.

    Untuk itu, Pospol Teluk Sampit, Aiptu, M Lubis mengingatkan kepada warga jangan sampai mengganggu atau melukai maupun membunuh buaya yang terperangkap tersebut itu akan ada sanksi bagi yang melakukan hal tersebut.

    “Kami juga menghimbau warga desa didampingi Kadesnya untuk tidak menggangu buaya yang didapat dan kita serahkan ke pihak BKSDA Kotim,” kata Aiptu M Lubis.

    Camat Teluk Sampit, Juliansyah, sangat bersyukur buaya ganas yang masuk dalam alat merupakan bagian upaya pemerintah daerah serius dalam menangani masalah teror binatang buaya ganas tersebut. Dari informasi warga kata camat, selain buaya yang dapat di sungai seranggas ini, masih banyak buaya-buaya lainnya yang dimuara sungai yang masih berkeliaran bahkan mencapai puluhan ekor lagi.

    “Penuturan warga dari muara sungai hingga masuk kedalam ada puluhan ekor buaya di waktu malam diatas lumpur dengan cahaya matanya yang merah,” kata Juliansyah.

    Atas ditemukan salah satu buaya lapar dan ganas, yang panjangnya sekitar 4 meteran itu sudah diberitahukan kepada pihak BKSDA Kotim untuk segera membawa kepenangkaran di Pangkalan Bun.

    “Buaya yang kita temukan masuk dalam perangkap sudah kita beritahukan kepada pihak BKSDA. Mereka lagi ada rapat, mungkin sore ini akan datang kesini,” kata Camat sambil melihat buaya yang kena alat perangkap tersebut.

    (mar/beritasampit.co.id)