Seni Tari Musikal Mandau, Kolaborasi Seni Suku Dayak dan Etnis Tionghoa akan Digelar di Palangka Raya

    Editor: Irfan

    PALANGKA RAYA – Sejumlah tokoh, pemerhati budaya dan seniman yang berada di Kota Palangka Raya berkumpul di Cilik Riwut Cafe and Resto, Jumat (8/2/2019).

    Pertemuan tersebut dalam rangka konferensi pers terkait dengan rencana pelaksanaan Pergelaran Tari Musikal Mandau yang rencananya akan digelar pada 1-3 Maret 2019 di Betang Hapakat Jalan RTA Milono, Palangka Raya.

    Sutradara Pergelaran Tari Musikal, Beny M Tundang mengatakan, nantinya acara tersebut akan melibatkan sekitar 40 orang penari yang terdiri dari mahasiswa dari program studi pertunjukan seni Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip) dan juga warga dari etnis Tionghoa yang berada di Palangka Raya.

    Selain tarian khas suku Dayak, rencananya acara tersebut juga diisi dengan kesenian dari etnis Tionghoa seperti Barongsai.

    “Dalam karya ini tema yang diangkat adalah bersama dalam satu rasa. Dalam hal ini bagaimana kita melihat bahwa simbol rasa tersebut adalah sesuatu yang mempersatukan serta bagaimana untuk mengangkat kehidupan yang lebih baik lagi,” ucap Beny.

    Kemudian ia berharap, dengan pergelaran tari musikal tersebut dapat menyampaikan pesan yang disampaikan dalam bentuk seni tari tersebut. Selain itu dengan adanya pergelaran tari musikal Mandau dapat dijadikan barometer seni khususnya di Kota Palangka Raya.

    Sementara itu pemerhati budaya, Thoeseng Asang dalam kesempatan tersebut mengatakan, budaya itu bersifat dinamis, eksistensi suatu budaya akan hilang jika tidak ditopang oleh budaya lain.

    Lanjutnya, budaya juga bisa sebagai media untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan apa yang menjadi keyakinan karena menurutnya budaya merupakan suatu elemen yang nantinya dapat dipecah-pecah seperti menjadi adat istiadat.

    “Oleh sebab itu yang diangkat dalam pergelaran seni tersebut suatu hal yang luar biasa yang akan menjadi bahan para peneliti sejarah, untuk menguatkan penelitian mereka seperti secara historis seperti apakah nenek moyang suku Dayak adalah berasal dari Cina,” tutup Thoeseng.

    (apr/beritasampit.co.id)