Perjuangan Taufiq Kiemas Difilmkan, Berikut Kisahnya Curi Hati Megawati Anak Presiden Soekarno

    KISAH perjuangan hidup politisi mendiang Taufiq Kiemas akan diangkat ke layar lebar. Film tersebut berjudul Taufiq: Lelaki yang Menantang Badai.

    Film yang digarap oleh rumah produksi kolektif MAX Pictures bekerja sama dengan Royal Pictures dan Matta Cinema itu disutradarai dan skenarionya ditulis oleh Ismail Basbeth akan tayang pada Maret 2019 mendatang.

    “Ini film drama yang mengangkat perjuangan hidup seorang anak manusia sehingga menjadi negarawan,” ujar Ismail yang Tribunjateng.com kutip dari laman Kompas.com.

    Taufiq Kiemas sendiri dilahirkan di era pergolakan Indonesia melawan Jepang, tahun 1942.

    Dalam Biografi Politik Taufiq Kiemas yang ditulis oleh Rustam F Mandayun, Muhammad Yamin, Helmy Fauzy dan Imran Hasibuan menyebutkan, saat bersekolah di Sekolah Menengah Atas II Palembang, Taufiq membentuk gang anak muda yang diberi nama Don Quixotte.

    Mereka bercita-cita menaklukkan dunia. Tapi kegiatan utama gangnya tak jauh-jauh dari pesta dan hura-hura.

    Sampai suatu waktu pada tanggal 19 Agustus 1960, Taufiq mendengarkan pidato Presiden Soekarno yang menyatakan secara resmi membubarkan Masjumi dan Partai Sosialis Indonesia di hadapan pengurus dua partai itu. Sejak saat itu kehidupan Taufiq Kiemas berubah.

    Taufiq Kiemas sendiri dilahirkan dari keluarga Masjumi, adalah sebuah partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia.

    Bukannya dendam, semenjak saat itu Taufiq Kiemas malah penasaran dengan Soekarno dan pemikirannya. Buku-buku Bung Karno dilahapnya ketika masih duduk di bangku SMA.

    Tapi Taufiq Kiemas hanya bisa mengagumi Soekarno diam-diam karena bapaknya sendiri adalah korban dari pimpinan politik Proklamator itu.

    Ketika Taufiq Kiemas masuk Fakultas Hukum, kekaguman Taufiq pada Soekarno bertemu penyalurannya.

    Ia aktif dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, GMNI.

    Bergabungnya Taufiq dalam GMNI membawa pengaruh besar terhadap organisasi yang mendukung penuh Soekarno itu.

    Kakak Megawati, Guntur Soekarnoputra sendiri sudah mendengar tentang sosok Taufiq.

    Ia lantas banyak menceritakan sosok Taufiq kepada adiknya itu.

    Perkenalan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri terjadi pada awal bulan Juli 1971.

    Saat itu keduanya tengnah berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Jawa Timur.

    Selang 2 tahun kemudian, pada tahun 1873, Taufiq menikah dengan Megawati.

    Tjik Agus Kiemas yang mendengar anaknya, Taufiq Kiemas, masuk GMNI kaget dan sedih. Aktivis Masjumi itu sempat menangis sedih mengetahui Taufiq bergabung dengan GMNI. “Sang ayah tak habis pikir, mengapa Taufiq memilih masuk GMNI, bukan organisasi kemahasiswaan yang berasaskan Islam seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).”

    Akhirnya sang ayah bisa memaklumi pilihan politik anak sulungnya itu. Tjik Agus hanya berpesan agar Taufiq siap dengan pilihannya itu. Hubungan ayah dan anak itu akhirnya membaik lagi. Setelah itu bahkan Taufiq menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul aktivis GMNI Palembang.

    Sutrada film Taufiq: Lelaki yang Menentang Badai, Ismail Basbeth berujar tantangan terbesar dalam menggarap film ini adalah tidak hanya tokoh besar Taufiq, melainkan periodik yang diangkat.

    “Tantangan tidak hanya tokoh yang ada, tapi juga periodik waktu dari 1960 hingga 1970-an awal. Makanya film ini menjadi mahal. Jadi di era sebelumnya kami membangun setnya,” kata Ismail.

    Ismail mengerti jika nantinya film ini akan dipandang secara politis.

    Namun, Ismail berkeyakinan bahwa film ini sebenarnya mengangkat sebuah kisah inspiratif.

    “Memastikan film yang berat, menjadi yang ringan, enak disantap dan tetap bermartabat.

    Ini film remaja, bukan film dewasa,” kata dia.

    Dalam film ini, artis peran Achmad Megantara didapuk memerankan karakter Taufik.

    Selain itu film ini juga diperankan oleh Aghniny Haque, Brandon Salim, Ben Kasyafani, Imelda Therinne, Ray Sahetapy, dan pemain lainnya.

    Rencananya film ini akan tayang di layar bioskop Tanah Air pada 14 Maret 2019. (*)

    Sumber: tribunjateng.com