Berbekal Segudang Pengalaman, Pemuda Desa Ini Mantap Memilih Jalur Politik

    Oleh: Ahmad Prianto Rifansyah

    Tak dapat dipungkiri sejarah bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari peran serta pemuda atau kaum muda. Tercatat ada lima peristiwa besar dalam sejarah bangsa ini yang diprakarsai oleh pemuda, mulai dari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, tahun 1966 disebut angkatan 1966. Pemuda berperan dalam memurnikan ideologi bangsa. Menjalankan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

    Tahun 1973, ditandai dengan pembentukan KNPI. Sebagai wadah berhimpun elemen pemuda, KNPI dituntut mengisi kemerdekaan dengan karya nyata. Tahun 1998, disebut angkatan 1998. Pemuda berperan penting meluruskan kesalahan-kesalahan semasa Orde Baru dalam upaya mendorong demokratisasi Indonesia dengan peristiwa reformasi.

    Saat ini pun peran pemuda juga sangat menentukan arah pembangunan bangsa ini kedepannya, hampir tidak ada bidang dalam kehidupan saat ini yang tidak lepas dari peran serta pemuda, salah satunya adalah bidang politik.

    Langkah Itulah yang diambil salah satu pemuda Kalteng yang memiliki segudang pengalaman organisasi ini memilih jalur politik sebagai wadah berkarya.

    Rusdi, pemuda kelahiran Desa Pundu, Kecamatan Cempaga kelahiran 11 September 1987 yang merupakan anak dari pasangan Rusli Hasbullah dan Almarhumah Ernawaty ini memilih jalur politik sebagai jalur perjuangannya.

    Pemuda yang kini berumur 31 Tahun ini dari kecil sudah terbiasa hidup mandiri demi mengejar cita-citanya. Tahun 1999 saat lulus SD Negeri 1 Pundu, Rusdi hijrah ke Kota Sampit dan harus berpisah dengan kedua orang tuanya demi melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Sampit, 2 Tahun berada di sampit Rusdi terpaksa harus hijrah kembali ke kota Palangka Raya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

    Kesukaanya terhadap mesin waktu itu mengantarkan Rusli saat lulus SMP melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu SMK Negeri 1 Palangka Raya dan mengambil jurusan otomotif. Selama di Sekolah Rusdi sangat aktif mengikuti kegiatan Kepramukaan pada saat itu.

    Lulus Tahun 2005 dari SMK Rusdi kembali ke Kampung Halamannya di Pundu karena tidak ada biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama 3 Tahun di Kampung Halaman Rusdi bekerja keras sambil menabung, dirinya bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit, kemudian pernah jadi Buruh di truk pengangkut bibit dan menjadi montir disalah satu bengkel di Desa Pundu.

    Keinginan kuatnya untuk Kuliah akhirnya terwujud di Tahun 2008, berbekal uang simpanan yang dia kumpulkan selama 3 Tahun, akhirnya Rusdi mendaftar di STMIK Palangka Raya di jurusan Manajemen Informatika.

    Sambil Kuliah Rusdi juga terus bekerja untuk mencukupi kebutuhan kehidupannya sehari-hari maupun biaya kuliahnya. Semasa kuliah pernah jadi Kuli memasang bendera, jadi tukang sablon, tukang cuci piring disalah satu warung tenda dan menjadi Debt Collector sebuah Koperasi Simpan Pinjam

    “Motivasi saya menempuh jalur politik tidak muluk-muluk, yakni untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ucap Pria yang merupakan mantan Ketua Umum PMII Cabang Palangka Raya periode (2010-2011) pada Minggu (17/2/2019) di Palangka Raya.

    Pria yang juga merupakan mantan Menteri Luar Negeri BEM STMIK Palangka Raya (2011) tersebut mengatakan bahwa Karena dia menyakini bahwa Ilmu yang didapat bukan hanya bermanfaat bagi dirinya pribadi, tapi juga untuk untuk masyarakat luas.

    Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Karang Taruna Provinsi Kalimantan Tengah (2016-2021) mempunyai mimpi untuk membawa daerahnya menjadi juara dimata dunia serta memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya Kota Palangka Raya.

    Selamat berjuang dan semoga dimudahkan dalam segala urusan dalam mencapai cita-cita.

    *Penulis adalah wartawan beritasampit.co.id yang tinggal di Kota Palangka Raya.