Bekas Galian Tambang Telan Korban Jiwa, Triyanto : Jangan Sampai Terjadi Lagi dan Manfaatkan Jadi Tambak Ikan

    Editor: Irfan

    PANGKALAN BUN – Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat Triyanto menghimbau aparat desa dan masyarakat jangan membiarkan danau-danau atau kolam bekas galian tambang terbengkalai begitu saja hingga bisa menelan korban jiwa manusia.

    Tetapi, kata dia, hendaknya bisa dimanfaatkan menjadi danau atau kolam, seperti menjadi tambak atau budidaya ikan

    “Diharapkan jangan terjadi lagi musibah seperti yang menimpa kepada anak yang berusia 11 tahun bernama Muhammad Auval Marom, warga RT 10 Paring Kuning Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai, gara-gara berenang di danau bekas galian tewas tenggelam,” kata Triyanto saat dikonfirmasi beritasampit.co.id, Kamis (7/3/2019).

    Ditegaskannya, kalau ada sejumlah danau bekas galian yang lahannya milik desa atau masyarakat perorangan agar bisa dikelola untuk dijadikan tambak budidaya ikan tawar.

    “Kalau lahan itu milik tanah negar atau desa segera dikelola oleh Bumdes setempat, (baik) jadi kolam ikan sehingga punya manfaat ekonomi, sehingga tidak membahayakan bagi orang lain karena danau atau kolam besar yang tadinya tidak terawat, bisa terawatt,” ujarnya.

    Menurut Triyanto, bila danau atau kolam besar bekas galian terkena dampak lingkungan, misal mengandung zat-zat yang berbahaya, sehingga tidak bisa dijadikan kolam ikan segera BLH melakukan kaji study.

    “Tapi saya sering mendengar dari masyarakat danau atau kolam besar bekas galian tambah justru banyak ikannya, seperti ikan haruan (gabus). Tapi sayangnya danau dan kolam tersebut tidak dimanfaatkan serius oleh kades dan masyarakat setempat,” terangnya.

    Terpisah, Kapolsek Kumai AKP Agus Priyo Wibowo menyampaikan bahwa korban yang tenggelam sudah dikebumikan sekitar Pukul 11.00 WIB hari ini tadi.

    “Kejadiannya pagi, setelah korban bersama teman-temannya lari pagi di sekitar bundaran monyet kemudian pergi berenang di bekas galian RT 10 Desa Sungai Tendang. Korban sebelum berenang lompat dari atas danau terjun ke kolam, setelah korban tenggelam tubuhnya tidak muncul-muncul kepermukaan,” ujarnya.

    Kemudian, sambung Agus, melihat korban belum muncul-muncul, teman-temannya langsung memberitahu orangtua korban, barang kali korban sembunyi disemak-semak hutan.

    “Orangtua korban setelah mendengar laporan datang kelokasi ke TKP dan langsung menyelami kolam. Akhirnya korban ditemukan sudah lemas tidak bernyawa,” pungkasnya.

    (man/beritasampit.co.id)