DPR Ajak Pelajar Seluruh Indonesia untuk Jihad Lawan Narkoba

    Editor: A Uga Gara

    JAKARTA- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak para siswa-siswi di seluruh Indonesia agar berjihad melawan Narkoba.

    Menurut Bamsoet, walaupun laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Badan Narkotika NAsional (BNN) mencatat adanya tren penurunan penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, namun jumlah pasokan Narkotika dari luar negeri ke Indonesia masih terbilang cukup tinggi.

    Bamsoet merinci di tahun 2016 angkanya tercatat 8 dari 100 pelajar dan mahasiswa memakai Narkoba. Menurun menjadi 7 dari 100 di 2009, kemudian 4 dari 100 di 2011, dan 3 dari 100 di 2016

    Sedangkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah melaporkan dari 87 juta populasi anak di Indonesia, 5,9 juta diantaranya pernah memakai Narkoba.

    “Data hasil survei BNN tahun 2017 menunjukkan bahwa pengguna Narkoba di Indonesia jumlahnya mencapai 3,3 juta, dimana 24 persen di antaranya dari kalangan pelajar,” kata Bamsoet saat mengisi pembekalan umum siswa SMA 14 Jakarta, Rabu, (7/3/2019).

    Sedangkan, lanjutnya, data World Drugs Report tahun 2016 menunjukkan seperempat dari jumlah penduduk dunia usia 15-64 tahun atau 1 dari 20 orang dewasa telah mengkonsumsi satu jenis narkoba. Selain itu, terdapat 207.400 kasus kematian yang diakibatkan penyalahgunaan Narkoba di dunia.

    Temuan survei tersebut tentu sangat sangat memprihatinkan, dimana Pelajar yang seharusnya fokus mengejar cita-cita, justru harus kehilangan masa depannya, karena terjerumus dalam tindak penyalahgunaan Narkoba.

    Politisi Golkar ini, menyadari ada banyak faktor yang menyebabkan seorang pelajar terlibat penyalahgunaan Narkoba, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Semisal, minimnya pengawasan orangtua, tidak harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak, maupun akibat pergaulan bebas.

    “Apa pun faktor penyebabnya, penyalahgunaan Narkoba membawa dampak buruk bagi pemakainya, baik gangguan fisik maupun psikis,” tandas dia.

    Untuk itu, dalam konteks ini, pendidikan merupakan salah satu unsur yang memegang peran penting dalam kampanye anti Narkoba. Orang tua dan pendidik berperan sangat besar untuk pencegahan maupun penanggulangan penyalahgunaan narkoba.

    Bagi Dewan Pakar KAHMI ini, tanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik ada di pundak semua pihak, termasuk generasi muda. Sudah saatnya generasi muda bangkit dan mengambil peran dalam pembangunan sesuai dengan porsinya. Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan jauhilah Narkoba.

    “Tidak ada dalam sejarah bahwa Narkoba menghasilkan seorang pahlawan bangsa. Hanya dengan kemauan keras untuk berprestasi dan menjauhi Narkoba, generasi muda dapat memberikan sumbangsih bagi bumi pertiwi Indonesia,” pungkas Bambang Soesatyo.

    (dis/beritasampit.co.id)