BRAVO ..!! SDN Pudu Rundun Raih Piagam Adi Wiyata Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah

    Editor: A Uga Gara

    SUKAMARA – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukamara, Rendy Lesmana menyerahkan bahwa salah satu sekolah dasar di Desa Pudu Rundun Kecamatan Sukamara mendapatkan piagam Adi Wiyata tingkat Provinsi Kalimantan tengah, yaitu SDN Pudu Rundun.

    “Ini adalah satu prestasi dari sekolah dengan segala keterbatasan bisa mengambil bagian dalam program berbasis lingkungan hidup,” terang Rendy usai menyerahkan piala dan piagam Adi Wiyata tingkat Provinsi Kalimantan Tengah kepala kelapa sekolah SD Pudu Rundun, Rabu (20/3/2019).

    Rendy menjelaskan bahwa Adi Wiyata bukan merupakan lomba kebersihan namun program terintegrasi dengan perubahan pola perilaku terhadap lingkungan yang juga terkait dengan banyak mata pelajaran, hasilnya adalah anak didik di sekolah tersebut bisa peduli dengan lingkungan.

    “Harapannya adalah anak didik nanti dapat memahami dan peduli terhadap lingkungan, jadi program ini terintegrasi tidak hanya disatu mata pelajaran, harusnya di semua pelajaran pengelolaan lingkungan itu ada,” terang Rendy.

    Menurutnya, tidak mudah bagi satu sekolah untuk dapat mendapat penghargaan Adi Wiyata tingkat Provinsi Kalteng, karena peran dari kepala sekolah, guru dan juga peserta didik akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai penghargaan tersebut.

    “Selain kami dari dinas sebagai pendamping, tentu juga ada peran dari sekolah yang membawahi SDN Pudu Rundun yaitu SDN Mendawai 3 merupakan sekolah yang telah mendapatkan Adi Wiyata Mandiri,” terang Rendy.

    FOTO BERSAMA: ENN/BS– Para siswa dan guru saat menunjukkan piala Adi Wiyata tingkat Provinsi

    Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Pudu Rundun, Agustinus menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan perbaikan dan penambahan terhadap fasilitas kebersihan lingkungan, selain itu pihak sekolah juga menerapkan agar siswa dapat memilah sampah.

    “Kami menerapkan kepada siswa saat mereka di sekolah untuk bisa memisahkan sampah organik dan anorganik, siswa juga dibiasakan membersihkan ruangan masing-masing serta WC, serta kami lakukan penyuluhan tentang manfaat sampah untuk kompas yang bisa digunakan untuk pupuk,” jelas Agustinus.

    (enn/beritasampit.co.id)