Upacara Adat Laluhan Tambah Kemeriahan Peringatatan Hari Jadi ke 213 Kota Kuala Kapuas

    KUALA KAPUAS – Pada peringatan Hari Jadi ke 213 Kota Kuala Kapuas dan Hari Ulang Tahun ke 68 Pemerintah Kabupaten Kapuas Tahun 2019. Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat didampingi isteri Ary Egahni, Danrem 102 Panju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal, Wakil Bupati HM Nafiah Ibnor, Wakil Bupati Barito Timur Habib Said Abdul Saleh dan Forkopimda Kabupaten Kapuas mengikuti Upacara Adat Laluhan yang kemudian dilanjutkan dengan Ritual Adat Ngarunya, Kamis (21/3/2019).

    Laluhan digelar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, tepatnya di depan Dermaga Danau Mare, Kota Kuala Kapuas. Saat kapal berjarak sekitar 30 meter meter dari dermaga, terjadi saling lempar batang suli antara penumpang kapal dan rombongan yang berada di panggung. Upacara laluhan disaksikan ribuan warga Kota Kuala Kapuas yang sudah lama menunggu di Dermaga Danau Mare.

    Acara itu merupakan ritual adat Suku Dayak Ngaju Kuala Kapuas yang menggambarkan betapa gigihnya mereka dalam mempertahankan wilayah dari gangguan musuh. Upacara laluhan juga menyimbolkan kegigihan warga Kota Kuala Kapuas memerangi kemiskinan dan keterbelakangan, sehingga menjadi masyarakat yang maju dan sejahtera.

    Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat didampingi isteri Ary Egahni, Danrem 102 Panju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal dan undangan mengikuti Ritual Adat Ngarunya.

    Kemudian, Ritual adat dayak Balian Ngarunya merupakan permohonan kepada Ranying Hatala Langit, berupa doa yang dipanjatkan oleh tetua adat setempat, bertujuan agar pemimpin daerah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan arif dan bijaksana sehingga masyarakat dapat hidup makmur sejahtera.

    Setelah diadakan kedua ritual tersebut, bupati beserta tamu undangan melakukan pemotongan tumpeng atau yang biasa disebut Panginan Sukup Simpan yang merupakan makanan khas daerah suku dayak.

    Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat usai melaksanakan ritual adat Ngarunya, ketika ditemui awak media ia mengatakan Laluhan adalah salah satu ciri khas budaya Kabupaten Kapuas dan selalu ditampilkan setiap peringatan Hari Jadi Kota Kuala Kapuas. Batang yang digunakan pun bersifat lunak, tidak membhayakan yang berasal dari pohon suli.

    Begitu pula, sambung dia, dengan Ngarunya bagian dari kegiatan Balian, yang mana dalam ritual adat itu untuk mendoakan para tamu undangan atau para pejabat agar dapat melakukan tugasnya dengan baik, diberikan kesehatan dan jabatan yang tinggi.

    Ia berharap kedua ritual tersebut dapat terus dilestarikan dan menjadi salah satu menarik perhatian para wisatawan.

    “Dengan diselenggarakannya Hari Jadi Kota Kuala Kapuas dapat memotivasi masyarakat untuk bersatu padu membangun Kapuas, bergandengan tangan menuju Kabupaten Kapuas yang maju dan masyarakat rukun Tuntang Tau Hapakat Huma Betang,” tuturnya.

    (hmskmf/irfan/beritasampit.co.id)