Bupati Kotim Bersama Barantan Lepas Ekspor Komoditas Pertanian ke Tujuh Negara

    SAMPIT – Secara resmi Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi melalui Wakil Bupati HM Taufiq Mukri bersama Badan Karantina Pertanian (Barantan) Republik Indonesia sejak 21 Maret 2019 telah melepas ekspor komoditas pertanian melalui pelabuhan Bagendang, Sampit.

    Bupati Kotim dalam sambutan tertulis yang dibacakan Taufiq Mukri mengapresiasi dan mendukung serta bantuan pemerintah melalui karantina pertanian dalam meningkatkan akselerasi ekspor hasil pertanian dan perkebunan.

    “Sektor pertanian dan perkebunan mampu mendatang devisa negara, membuka lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan perkebunan,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Barantan RI yang diwakili Pusat Karantina Tumbuhan Turhadi Noerachman menyampaikan, bahwa untuk mendukung pertumbuhan ekspor di Kalimantan Tengah (Kalteng), pihaknya telah memberikan kemudahan pelayanan sertifikasi ekspor kepada pelaku usaha.

    “Berantan telah mempermudah pelayanan sertifikasi berupa PKK Online dan Inline Inspection guna pemenuhan persyaratan sanitary and phytosanitary (SPS) sehingga bisa diekspor ke negara tujuan,” katanya.

    Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangka Raya, Provinsi Kalteng Parlin Robert Sitanggang menambahkan, ada 7 negara yang menerima ekspor komoditas pertanian yakni, Tiongkok, Vietnam, Malaysia, Jerman, Finlandia, Jepang dan Amerika Serikat.

    Tahun ini, lanjutnya, tercatat telah mensertifikasi berbagai ekspor pertanian sebesar 173.225 ton atau Rp 505 miliar terdiri dari palm kernel expeller, crude palm oil, inti kelapa sawit, refined bleached deodorized (RBD), palm olein, karet lempengan dan kayu jelutong.

    “Jumlah ini sudah mencapai 44 persen dari jumlah ekspor pada tahun sebelumnya,” tegas Parlin.

    Komoditas pertanian tersebut, sambung dia, ada beberapa perusahaan perkebunan di Kabupaten Kotim yakni, PT Sukajadi Sawit Mekar, PT Teguh Sempurna, PT agroindomas, PT Goowin Austen Indonesia dan PT Sampit International.

    Parlin menambahkan, potensi ekspor terutama di Kalteng cukup besar dengan aneka ragam komoditas. Tidak hanya kelapa sawit dan turunannya namun juga karet, aquatic plant serta sarang burung walet.

    “Kita harus terus meningkatkan kualitas dan memenuhi standar agar investor tertarik untuk berinvestasi di Kalteng. Jika begitu, ekspor dapat dilakukan dari Kalteng langsung tanpa harus dikirim ke Jawa terlebih dahulu. Hal ini akan mempersingkat waktu pengiriman dan biaya yang harus dikeluarkan,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, mulai 21 Maret 2019 pengiriman komoditas pertanian melalui pelabuhan Bagendang, Sampit, berupa karet lempengan sebanyak 522 ton dengan nilai Rp 9 milar, palm kernel expeller sebanyak 8.308,38 ton dengan nilai Rp 36 miliar, palm kernel olein sebanyak 19.000 ton dengan nilai Rp 134 miliar. Total Rp 178 miliar.

    (arifin/beritasampit.co.id)