Stabilitas Keuangan di Kalteng 2018 Meningkat, Ini Indikatornya

    Editor : Maulana Kawit

    PALANGKA RAYA – Secara umum pada tahun 2018 tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan meningkat seiring dengan perlambatan kinerja intermediasi yang disertai dengan peningkatan risiko kredit.

    Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam kegiatan Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalteng yang dilaksanakan di Palangka Raya. Rabu (27/3/2019).

    Menurut Setian, kinerja intermediasi perbankan melambat tertahan oleh kinerja lapangan usaha utama dan rumah tangga Kalimantan Tengah yang mengalami perlambatan.

    “Total kredit bank umum di Kalimantan Tengah mengalami deselerasi di tengah peningkatan pertumbuhan DPK terutama pada jenis simpanan tabungan dan deposito sejalan dengan kenaikan suku bunga simpanan” ucap Setian.

    Dia menambahkan bahwa risiko kredit bermasalah perbankan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan tercermin dari tren rasio NPL (Non Feforming Loan) yang meningkat meskipun masih terjaga dibawah ambang batas 5%.

    Sementara itu transaksi pembayaran tunai di Kalteng selama tahun 2018 masih mengikuti pola yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu net outflow dengan kecenderungan meningkat.

    Total net outflow tahun 2018 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari sebesar Rp. 8,07 triliun pada tahun 2017 menjadi sebesar Rp. 9,04 triliun.

    Dalam 5 tahun terakhir, transaksi pembayaran tunai Kalimantan Tengah selalu mengalami net outflow dengan kecenderungan meningkat terutama pada periode hari besar keagamaan nasional seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal serta periode libur akhir tahun.

    (apr/beritasampit.co.id)