Mahasiswa Ancam Portal Jalan Wilayah Kampus UPR, Ini Sebabnya?

    PALANGKA RAYA – Gabungan Mahasiswa yang tergabung dari berbagai organisasi kedaerahan HIMA (Himpunan Mahasiswa) yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Kotiwaringin Timur Palangka Raya (HIMA KOTIM), Himpunan Mahasiswa Papua Palangka Raya (HIMAPA), dan Himpunan Mahasiswa Barito Timur (HIMA BARTIM) menggelar aksi protes terhadap pemerintah Kota Palangka Raya.

    Aksi protes belasan mahasiswa yang didominasi oleh penghuni asrama ini dengan melakukan pemasangan spanduk yang berisikan kritikan terkait jalan yang semakin hari semakin rusak akibat pengerjaan box culvert sehingga jalan utama dialihkan dari Bukit Keminting, ke Hendrik Timang wilayah kampus Universitas Palangka Raya.

    Sandi Ramadhani, Ketua HIMA KOTIM Palangka Raya, mengatakan akibat pengerjaan jalan tersebut pihak yang berada disekitar lokasi pengerjaan merasa dirugikan, sehingga menurut Sandi Pemerintah Kota (Pemkot) harus secepatnya memberikan solusi.

    ”Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut, karena yang merasakan dampaknya ialah kami dan masyarakat sekitar. Kasihan kawan-kawan mahasiswa yang sering berkuliah dengan berjalan kaki melewati jalan ini, selalu menikmati debu dari kendaraan-kendaraan yang melintas,” tutur Sandi, dalam rilisnya yang diterima beritasampit.co.id. Minggu,07/04/2019

    Lebih lanjut menjelaskan, menurutnya bukan satu dua kendaraan yang berlalu lalang melewati jalan ini tiap hari, hampir ratusan kendaraan dari yang bermuatan kecil hingga bermuatan besar yang melewatinya.

    Hal senada juga diungkapkan, Nando selaku ketua Asrama Mahasiswa Barito Timur bahwa tidak ada pemberitahuan terkait pemindahan jalan ini.

    “Seharusnya ada pemberitahuan terlebih dahulu khususnya kepada kami pihak Asrama terkait pemindahan jalan ini, agar kami dapat mengetahui estimasi waktu untuk pemindahan jalan ini serta tindak lanjut atas kerusakan parah ini akan seperti apa,” terang Nando.

    Aksi protes ini juga menurutnya sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemindahan jalan yang merugikan pihaknya, selain itu sebagai peringatan pertama kepada pihak Pemerintah Kota.

    “Jika tetap tidak ada tanggapan dari mereka maka jangan salahkan jika kami melakukan pembuatan portal dan menutup jalan untuk mengantisipasi kerusakan yang semakin parah lagi mengingat ini bukanlah jalan umum,”tegasnya.

    Nampak terlihat kritikan dalam spanduk yang bertulisan seperti, “jalan ini tak semulus pipimu!!”, “Jalan kami rusak apa kabar pemkot”, “Ditutup”.

    (Maulana.Kawit/Beritasampit.co.id)