Masyarakat Batak Kalteng Meminta Transparansi Kasus Laka Maut di Yos Sudarso

    Palangka Raya – Kejadian Kecelakaan maut yang melibatkan AKP M, anggota Polri yang bertugas di Polres Palangka Raya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Syahril Malau (22), Ritson Pangaribuan dan terakhir setelah sempat dirawat di ruang ICU Doris Silvanus, Lamtio Simatupang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada senin 22-04-2019, sekitar pukul 22:30 Wib.

    Karena ketiga mahasiswa ini menjadi korban jiwa pada peristiwa kecelakaan lalu lintas Minggu malam 21-04-2019,di ruas jalan yos Sudarso didepan sebuah mini market, saat mobil jenis ranger yang di kemudikan AKP M menabrak mereka.

    Sebagai langkah dan bentuk tanggung jawab adat maka Lembaga Keluarga Masyarakat Batak (LKMB) Kalimantan Tengah (Kalteng), meminta proses hukum atas kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 3 mahasiswa asal sumatera meninggal dunia itu, dilakukan secara transparan dan proposional. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua LKMB, JMT Pandingan, pada saat jumpa pers di kantor LKMB jalan G. Obos Kota Palangka Raya, kemarin (23/4).
    Mengingat sampai saat ini, belum ditentukan siapa yang bersalah dalam tragedi tragis tersebut. Dikatakan Pandiangan, bahwa anak-anak yang sedang nongkrong tersebut, tidak berada pada posisi yang salah. Melainkan sudah pada tempat nongkrong yang semestinya. Sehingga dirinya berharap proses hukum dalam kasus ini dilakukan secara baik.
    “Anak-anak ini berada di posisi yang semestinya, bukan sedang berkendara atau berada ditempat salah. Kalau dibilang ini takdir, bisa saja. Namun proses dibalik itu yang kami harapkan adanya transparansi. Kami nanti akan mengundang tokoh-tokoh tetua orang batak untuk membahas ini. Barang kali kami bentuk tim hukum atau pengacara untuk ini. Semua tau, bahwa keahlian orang batak ini adalah jadi pengacara,” tegas Ketua LKMB.

    Namun disisi lain, yang perlu disampaikan, kata dia, pihaknya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada pejabat polisi yang telah menunjukan rasa simpati, dengan cara membiayai segala kepentingan dalam pemulangan jenazah. Mulai dari tiket, sampai biaya rumah sakit yang ditanggung semua oleh pejabat Kepolisisan.
    “Saya juga apresiasi Kapolres, yang menanggung dari seluruh pengobatan anak-anak, hingga proses pemulangan jenazah yang terakhir tadi pagi. Saya kira disamping dia Kepala Polisi, dia juga orang batak. Jadi naluri dan aliran darahnya bergertar. Orang batak itu, akan sangat respon jika masalah duka, bahkan dapurnya pun akan ditinggalkan jika masalah duka. Jadi untuk Kapolres saya sampaikan terimakasih,” imbuhnya.

    Dalam acara tersebut, puluhan mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam suatu organisasi, yakni, Solidaritas Mahasiswa Batak (SOMBA), Himpunan Mahasiswa Batak (HIMABA), Himpunan Mahasiswa Pemuda/i Simalungun (HIMAPSI), Ikatan Muda/i Karo (IMKA), Ikatan Muda/i Dairi (IMDA),
    Ikatan anak Perantau asal Kabupaten Samosir (IKA PERKASA), Humbang Hasundutan (HUMBAHAS), dan Ikatan Keluarga Simalungun (IKS). Masing-masing dari mereka menyampaikan aspirasinya.
    “Kami sesalkan tidak ada dibuat garis polisi atau police line di tempat kejadian, seolah-olah tidak ingin ada yang tau informasi. Biasanya kalau di TKP pasti dipasang garis polisi. Sementara kita melihat bersih semua,” Cetus Ronaldo mewakili organisasi IKS.

    Disamping itu, mahasiswa lain menyayangkan sampai saat ini, belum diketahui siapa yang bersalah, dan belum ada penetapan pelaku sebagai tersangka. Pihaknya berharap, proses ini segara dilakukan dan menetapkan siapa yang harus bertanggung jawab. Sementara yang lainya, mengaku siap untuk mengawal jalannya proses hukum dan siap membantu berbagai hal yang diperlukan dalam proses penyelesaian.
    “Sampai saat ini kita melihat, belum ada pelaku yang muncul ke permukaan. Hanya Kapolres yang turut hadir memberikan bantuannya. Tapi kami mengharapkan, tersangkanya cepat ditentukan,” ujar masiswa perwakilan IMABA.

    Secara bersamaan, pihaknya menyampaikan rasa berbela sungkawa yang mendalam kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah meninggal dunia pada saat menempuh pendidikan. Pihaknya berharap dengan kejadian tersebut, orang tua dan keluarga dapat bersabar dan berlapang dada dalam memerima kenyataan pahit itu.
    “Kami mengucapkan rasa duka mendalam atas kejadian ini, semoga orang tua dan keluarga yang ditinggalkan, dapat bersabar dan berlapang dada,” tandas mereka. (aul/ beritasampit.co.id)