Awas ! Ini Ancaman Penyakit Musim Kemarau, Dinkes Kotim Lakukan Antisipasi

Editor : Maulana Kawit

SAMPIT – Memasuki bulan kemarau, yang di prediksi mulai bulan Juli hingga Oktober mendatang. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah mengantisipasi terhadinya potensi serangan penyakit di musim kemarau ini.

Melalui bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Kotim bekerjasama dengan sejumlah puskesmas. Untuk itu, mereka telah mengirimkan surat edaran kewaspadaan terhadap kasus diare.

Dinkes Kotim melalui Kabid P2P, Bakhrudin, menerangkan bahwa untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus diare maka pihaknya meminta agar seluruh puskesmas untuk sejumlah langkah.

“Diantaranya adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus diare, menyediakan logistik obat-obatan yang diperlukan, melakukan penanganan kepada penderita diare sesuai dengan pedoman dan menggunakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) yang sudah dibagikan ke sejumlah puskesmas,” sebutnya, Kamis (25/7/2019)

Bakhrudin melanjutkan, pihaknya juga meminta kepada seluruh puskesmas untuk melakukan surveilans ketat terhadap penyakit diare melalui laporan mingguan dan bulanan kepada Dinkes Kotim

“Apabila terjasi peningkatan kasus atau wabah, maka sedapat mungkin dapat ditangani di puslesmas dan segera melaporkan ke Dinkes. Sejauh ini pihaknya telah menerima laporan setiap minggu dari seluruh puskesmas di Kotim,” ujarnya

Dia mengatakan, bahwa ancaman penyakit di bulan kemarau bukan hanya Diare, tapi juga Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA). Untuk itu, pihaknya terus melakukan pemantauan sejak awal bulan Juli terhadap laporan dari masing-masing puskesmas.

“Kita telah membentuk group komunikasi dan koordinasi dari pihak puskesmas dan Dinkes Kotim. Dengan pelaporan kasus Diare dan Ispa dari masing-masing puskesmas setiap minggu sejak awal Juli,” terangnya

Pihaknya pun juga melakukan penyuluhan kewasdapaan terhadap ancaman penyakit tersebut. Sambungya, perilaku hidup besih dan sehat (PHBS), memakai air bersih dan meminum air yang di masak dapat mencegah ancaman penyakit itu.

“Kalaupun anak-anak dan orang dewasa terserang penyakit diare dan ispa. Maka segera bawa dan periksa ke fasilitas kesehatan, jangan sampai.di tunda agar segera bisa ditangani oleh petugas kesehatan,” tegasnya

Menurutnya, jika dibiarkan atau ditunda-tunda. Maka bisa berakibat fatal, bahkan berakibat kematian. Karena kekurangan cairan di dalam tubuh bagi yang terserang diare.

“Kalaupun ada peningkatan penyakit, dari laporan sebelumnya. Maka kita melakukan langkah-langkah penanggulangan dan pengecekan di lokasi bersama tim gerak cepat dari SK kepala Dinas untuk ke lapangan untuk investigasi,” jelasnya

Menurutnya, Ispa di musim kemarau terjadi karena dampak asap kebakaran. Selain itu musim kemarau juga menyebabkan peningkatan kasus penyakit diare.

“Faktornya penyebab diare adalah keterbatasan air bersih yang di sungai sedikit. Apalagi di perdesaan, maka menyebabkan konsentrasi kuman meningkat dibandingkan volume air. Sehingga berpotensi menyebabkan orang terserang penyakit diare,” jelasnya lagi

Karena, lanjutnya, sifat kuman yang menentukan orang terkena serangan penyakit bukan sifatnya tetapi jumlahnya yang banyak. Faktor penyebabnya adalah kekurangan air bersih.

Dia menerangkan, bahwa antisipaso di perdesaan dan perkotaan sifatnya sama. Yakni dengan PHBS dan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan penyakit.

“Kalau memang puskesmas tidak bisa menanganinya, maka harus melaporkan kepada Dinkes. Selain itu, jika kualitasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah di atas normal atau berpotensi membahayakan. Maka kita akan berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru untuk melakukan pengukuran ambang batas,” ujarnya

Jika demikian, maka pihaknya akan membagikan masker kepada masyarakat. Saat ini, dia menyebutkan, ada sekita 130 masker yang siap dibagikan apabila ISPU sudah melebihi ambang batas normal.

(jmy/beritasampit.co.id)