Editor : Maulana Kawit
SAMPIT – Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat musim asap seperti saat ini, Riskon Fabiansyah atau Eko Syailendra menyarankan sebaiknya anak-anak pelajar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diliburkan saja untuk menghindari dari bahaya Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Menurut Anggota DPRD Dapil I ini, pola inilah nantinya yang menjadi panduan dalam upaya guna meminimalisir musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang setiap tahun terjadi.
Jika pola yang di susun tepat, maka bisa menjadikan upaya preventif dan penanggulangan Karhutla lebih terukur ditahun yang akan datang.
“Kita semua harus menyadari juga tanggung jawab Karhutla bukan hanya tangung jawab Pemerintah daerah saja, tapi juga tanggung jawab semua elemen masyarakat, termasuk juga perusahaan yang berinvestasi didaerah, oleh karena kita semua elemen harus bersepekat bersama untuk mencarikan solusinya,” sebut Riskon Fabiansyah, Jumat 6 Agustus 2019 di Sampit.
Selain itu, mengenai penegakan hukum pelaku Karhutla kedepan harus mulai tegas dan jelas agar bisa menghasilkan efek jera bagi para pelakunya. Karena saat ini dampak dari karhutla akan banyak mempengaruhi baik dari segi kesehatan masyarakat, maupun ekonomi.
“Kedepan pemerintah daerah harus benar-benar mengevaluasi cara penanganan Karhutla. Jangan hanya terfokus pada upaya pemadaman Karhutla, tapi juga perlu dilakukan upaya Preventif dalam penanggulangan Musibah Karhutla. Mengingat musibah ini adalah musibah musiman yang hampir setiap tahun terjadi. Harusnya sudah ada pola baik dari cara pencegahannya, maupun cara pemadamannya,” jelas pria yang akrab disapa Eko ini secara panjang.
(im/beritasampit.co.id).