Transformasi Layanan Berbasis Inklusi, Perpusnas Gelar Stakeholder Meeting

PALANGKA RAYA – Seiring dengan perkembangan zaman dimana ilmu pengetahuan dan tekhnologi berkembang pesat berbagai bidang tentunya mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Begitu pula dengan perpustakaan, dengan berkembangnya tekhnologi informasi saat ini mau tidak mau perpustakaan harus ikut bergerak dengan cepat agar perpustakaan tidak menjadi tumpukan/koleksi buku-buku yang ditinggal oleh pemustakanya.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar kegiatan Stakeholder Meeting dengan tema Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Luwansa, Palangka Raya, Kamis (12/9/2019).

Acara tersebut dihadiri oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalteng dan Kabupaten/Kota, Komunitas Penggiat Perpustakaan/Literasi serta Kepala Desa, Pengelola Perpustakaan Desa dan penerima manfaat (dampak/imfect) serta perwakilan dari Perpusnas.

Sementara itu dalam sambutannya Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Kalteng, Susana Ria Aden mengatakan bahwa saat ini Perpustakaan Nasional RI sedang mentransformasi Layanan Perpustakaan yang berbasis Inklusi Sosial.

“Perpustakaan mampu memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensi dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia,” ucapnya.

Selain itu dia mengatakan bahwa layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial juga berperan penting menyediakan akses Informasi kepada masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan Informasi untuk aspek seperti Pendidikan, Komunikasi, Ekonomi, Kesehatan, hoby dan Informasi.

Dia juga mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan stakeholder meeting tersebut diantaranya adalah membangun kesadaran pentingnya pengembangan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu tujuannya adalah untuk membangun dukungan dan komitmen dari stakeholder untuk pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial serta menyusun rencana strategis yang berkelanjutan antar stakeholder untuk mendukung pengembangan perpustakaan.

Sementara itu, Sekda Provinsi Kalteng dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Endang Kusriatun menyampaikan bahwa pihaknya bersyukur Provinsi Kalteng menjadi bagian dari Program Nasional “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial”.

“Ada tiga Kabupaten yang menjadi tempat program ini yaitu Kabupaten Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan Sukamara. Diharapkan nantinya menjadi langkah strategis dalam pengembangan perpustakaan,” ucap Endang.

(apr/beritasampit.co.id).