Editor : Maulana Kawit
SAMPIT – Mandi Safar di Sampit Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menjadi salah satu tradisi unik. Sehingga mengundang ketertarikan wisatawan untuk melihat bahkan mengikuti tradisi tersebut.
Mandi Safar ini merupakan tradisi nenek moyang dilaksanakan setiap bulan Safar dan dilaksanakan di Sungai Mentaya.
“Di Kalimantan hanya Kabupaten Kotim yang menjadikan Mandi Safar ini Destinasi Wisata,” ucap Bupati Kotim Supian Hadi. Rabu (25/9/2019).
Mandi Safar merupakan tradisi mandi bercebur ke sungai sebagai simbol membersihkan diri sekaligus harapan agar diri bersih dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik untuk diri.
“Sebelum melakukan tradisi Mandi Safar, masyarakat yang akan mengikuti tradisi ini terlebih dahulu di tampung tawar menggunakan daun sawang yang diberikan langsung oleh tokoh Adat, agar terjaga keselamatannya,”jelasnya.
Tidak hanya orang lokal saja yang mengikuti tradisi Mandi Safar, tetapi orang luar daerah dan Mancanegara. Untuk dibulan Oktober mendatang Mandi Safar akan di iringi dengan sunatan massal, memakan bubur Asura dan banyak lagi kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan
“Saya sangat berharap partisipasi masyarakat terus meningkat untuk meramaikan tradisi Mandi Safar ini,” akhirnya.
(Put/Beritasampit)