Kotim Terbanyak Pertama Penerima PKH, Ini Harapan Dinsos Provinsi Kalteng

FOTO : IM/BS - Setelah selesai melakukan kegiatan sosialisasi, para peserta melakukan sesi foto bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur dan perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah.

Editor: Maulana Kawit

SAMPIT – Dinas Sosial (Dinsos), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), bersama Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menggelar pertemuan mengenai Sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH), di Aula Hotel Permata Indah, Kamis, 10/10/2019 pagi.

Kegiatan sosialisasi PKH tersebut di ikuti sebanyak 50 orang yang terdiri dari dinas Kesehatan, dinas Pendidikan, Camat, Lurah, sekolah-sekolah dan puskesmas di wilayah kecamatan Baamang dan Kecamatan MB Ketapang.

Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Sosial Kotim Ibu Rusmiati, SH MM. Dalam sambutannya, dirinya mengharapkan agar semua instansi yang terkait dalam pelaksanaan program keluarga harapan ini dapat saling bersinergi satu dengan yang lain, sehingga program ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

BACA JUGA:   Disinyalir Ada Izin Pabrik Tanpa Prosedural Serta Cacat Hukum Tampung Buah Sawit Hasil Panen Massal

“Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di wilayah Kotim ini mencapai angka 12.136 terbanyak pertama diantara beberapa kabupaten di wilayah provinsi Kalteng, tentunya ini perlu penanganan dan kerjasama yang lebih serius,” sebut Rusmiati dalam sambutannya.

Sosialisasi itu juga dilaksanakan agar adanya penyampaian mekanisme atau alur proses bantuan sosial PKH yang diberikan kepada KPM di wilayah Kotim.

Sementara itu Alexander Prasetyo perwakilan Dinas Sosial provinsi Kalteng, PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH, sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan khususnya wilayah Kotim.

BACA JUGA:   SMA IT Arafah Berinovasi Buat Paving dari Sampah Plastik

Tujuan dari PKH ialah untuk meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Selain itu mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan.

“Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraan sosial serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan,” papar Alexander Prasetyo.

(im/beritasampit).