Ini Alasan Pemerintah Pindahkan Ibu Kota Ke Pulau Kalimantan

Mendagri Tjahjo Kumolo. Dok: Istimewa

JAKARTA— Struktur ekonomi Indonesia merujuk dari data Badan Pusat Statistik (BPS) secara spasial Tahun 2018 didominasi oleh kelompok provinsi di pulau Jawa dan Sumatera.

Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sebesar 58,48 persen, diikuti oleh Sumatera sebesar 21,58 persen, dan Kalimantan 8,20 persen.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan merujuk dari data BPS Tahun 2018 bahwa kontribusi ekonomi terhadap PDB pulau Jawa hampir mencapai 60 persen, sementara di wilayah lain kontribusi tinggi, namun pertumbuhan ekonomi masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi secara nasional.

“Untuk itu, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur,” kata Tjahjo, Senin, (14/10/2019).

BACA JUGA:   Partai Gelora Punya Harapan Besar Walau Belum Berhasil Lolos ke Senayan

Selain alasan itu, Tjahjo bilang krisis air bersih di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek menjadi salah satu faktor pertimbangan pemindahan ibu kota. Tjahjo pun merujuk pada data KemenPUPR terkait krisis air bersih tersebut.

Pulau Jawa berdasarkan Kementerian PUPR Tahun 2016 mengalami krisis air yang cukup parah, mulai dari daerah yang termasuk indikator minim yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air di berbagai wilayah khususnya yang ada di pulau Jawa.

BACA JUGA:   Komisi II DPR: Insha Allah Hak Angket Tak Akan Terwujud

Politikus PDI Perjuangan itu berkata pertimbangan lainnya yakni Hasil modelling KLHS Bappenas 2019 menunjukkan, konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa.

“Proporsi konsumsi lahan terbangun di pulau Jawa mendominasi, bahkan mencapai lima kali lipat dari Kalimantan,” imbuh plt Menkumham itu.

Kajian lingkungan hidup Bappenas Tahun 2019 menyebutkan juga konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa dengan proporsi lahan terbangun 5 (lima) kali lipat dibanding Pulau Kalimantan.

“Sehingga jika ibukota tidak dipindahkan maka akan terjadi krisis lahan yang ada di wilayah Jawa pada masa mendatang,” pungkas Tjahjo Kumolo.

(dis/beritasampit.co.id)