Ini Makna Mandi Safar Bagi Masyakat Kotim

MANDI SAFAR : JMY/BS - Suasana mandi safar di sungai mentay Sampit

Editor : Maulana Kawit

SAMPIT – Tradisi mandi safar di sampit yang rutin menjadi program wisata tahunan oleh pemerintah daerah kabupaten kotawaringin timur (Kotim). Disambut antusias oleh warga Sampit dan sekitarnya.

Bupati Kabupaten Kotim, Supian Hadi dalam sambutannya menyebutkan bahwa ada empat makna yang terkandung dalam tradisi mandi safar ini.

“Yang pertama adalah untuk mensucikan atau membersihkan diri mandi pada hari itu agar tubuh sekaligus jiwanya tehindar dari sitfat dan watak jahat, dengki, hasad, adu domba dan sifat jahat lainnya,” sebut Supian

BACA JUGA:   Sejumlah Jalan di Kecamatan Mentaya Hulu Kembali Alami Rusak Parah Akibat Dilintasi Mobil TBS Melebihi Beban

Lanjutnya, yang kedua adalah menanamkan nilai-nilai budaya ke generasi berikutnya. Ketiga yaitu mempertahankan serta melestarikan budaya daerah estafet terhadap amanah generasi terhadulu untuk meneruskan generasi masa kini dan masa mendatang.

“Terkakhir ke empat adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap budaya daerah dari luar yang akan merusk tatanan kehidupan etika dan moral masyarakat,” terangnya

BACA JUGA:   Empat Caleg DPD RI Dapil Kalteng Dipastikan ke Senayan, Ada Bidan Sean Hingga Dokter Erni 

Kegiatan mandi safar ini juga, kata Supian merupakan agenda pemerintah daerah Kabupaten Kotim. Sehingga perlu dilestarikan guna menumbuh kembangkan rasa cinta dan bangga terhadap tradisi budaya daerah serta untuk menarik wisata ke bumi habaring hurung.

(jmy/beritasampit)