Pesta Miras Kembali Terjadi, Siapakah Yang Salah ???

Minggu sore 27 Oktober 2019,Satpol PP dan Damkar Kabupaten Kobar kembali menangkap 16 remaja yang sedang mabuk pesta miras di dua buah rumah barakan, Jalan Tjilik Riwut RT 19 Pangkalan Bun.

Ironisnya dari 16 remaja, ada 1 peremuan yang juga ikut-ikutan bersama remaja lainnya yang didominasi para pelajar dan mahasiswa.

Kenapa pesta miras kembali terjadi? padahal aparat keamanan di Kobar lengkap dengan berbagai sarananya, bahkan anggota Polisi baik dari Polres maupun Polsek dan Satpol PP rutin setiap siang/malam 24 jam melaksanakan Patroli.

BACA JUGA:   Baru Dua Bulan Bertugas, Jumlah Kegiatan Kapolres Kobar AKBP Yusfandi Usman Mencapai Record Tertinggi

Kemudian Bupati Kobar Hj Nurhidayah, sering gencar menghimbau aparat keamanan dan masyarakat untuk ikut memberantas maksiat, sehingga seluruh tempat/lokasi prostitusi para PSK telah ditutup, selain itu pabrik-pabrik miras sudah diberantas.

Kenapa ‘miras’ masih ada ? dan kenapa sasaran para remaja ? Pengamatan penulis, diduga ada unsur ‘dendam’ dari sejumlah oknum tertentu di Kabupaten Kobar.

Pasalnya, setalah Bulan Mei 2018 para PSK di kembalikan kekampung halamannya, beberapa bulan kemudian bermunculan kasus maksiat lainnya di Kota Pangkalan Bun, yakni yang berkaitan dengan miras, lokasinya disejumlah rumah barakan.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat

Para pelakunya justru mengincar anak-anak remaja. Bahkan sengaja rumah barakan yang disewanya dipakai lokasi penyalur ‘birahi’ melalui pesta miras.

Fenomena ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak, tak harus menyalahkan. Penyakit sosial ini merupakan musuh bersama.

Tentunya untuk di ‘Bumi Marunting Batu Aji’ Kabupaten Kobar, apa yang dikatakan Bupati Hj Nurhidayah “Kobar Harus Bersih” dari berbagai praktek maksiat. Harus kita dukung sepenuhnya. Semoga.

(Maman Wiharja).