Revolusi Industri 4.0 Melahirkan Gerakan Masyarakat Cyber di Indonesia

Yunus Praja Panjika

Gerakan Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah Era perkembangan teknologi sangat pesat terutama teknologi Cyber yang melahirkan sebuah fenomena masyarakat Cyber di Indonesia.

Awal perkembangan Cyber di dunia adalah dengan ditemukannya jaringan internet yang dibentuk oleh departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 dimana saat itu jaringan internet diciptakan untuk tujuan Militer Amerika Serikat.

Pada akhir abad 20 teknologi internet dikembangkan untuk keperluan publik dengan diciptakaannya 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, mereka membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972.

Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” (Advanced Research Project Agency Network) baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Pada awal Abad 21 dengan adanya perkembangan internet mulai masuk dari kota sampai ke desa, sehingga masyarakat dapat mengakses jaringan internet seperti sekarang ini.

Pada era 90 an tepatnya pada tahun 1995 muncul media Internet bernama Yahoo. Media ini menyediakan layanan produk berupa mesin pencari dan E-Mail sebagai produk Cyber pertama untuk mengakses informasi serta mengirim pesan jarak jauh berupa Surat Elecktronik (Surel) melalui jaringan internet.

Kemudian pada tahun 1998 muncul media internet baru bernama Google sebagai mesin pencari informasi, pada awalnya Google bertujuan adalah untuk mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang.

Pada tahun 2004 Google meluncurkan layanan email berbasis web gratisnya, disebut sebagai Gmail. Gmail memiliki fitur teknologi penyaringan spam dan kemampuan untuk menggunakan teknologi Google untuk mencari Surel.

Memasuki tahun 2000 an masyarakat indonesia membuat akun melalui media internet berupa alamat E-Mail menggunakan server Yahoo dan Google yang menciptakan identitas masyarakat di dunia Cyber.

Perkembangan masyarakat Cyber di Indonesia mulai ke arah akun sosial media dengan ditemukannya Facebook oleh Mark Zuckenberg pada tahun 2004.

Akun media sosial ini dapat melakukan pola interaksi langsung dan dapat melakukan postingan informasi, di tahun 2008 persentasi pembuatan akun Facebook mencapai pertumbuhan 645%.

“Prestasi” ini menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia.

Setelah media sosial berupa Facebook berkembang cukup pesat menyusul muncul media sosial baru seperti Twitter yang dapat melakukan postingan informasi tanpa batas melalui jaringan internet.

Pengembangan media sosial juga di dukung dengan masuknya teknologi smartphone sehingga server media sosial lebih mudah di akses dimana saja seperti WhatsApp, Line, Instagram menggunakan Smartphone sehingga akses masyarakat Indonesia ke dunia Cyber menjadi luas atau universal.

Terbentuknya masyarakat Cyber di Indonesia tidak hanya terhenti di Komunitas Sosial tapi juga berkembang ke komunitas bisnis di mana akun-akun media sosial yang terbentuk di dunia Cyber dimanfaatkan oleh masyarakat untuk aktivitas bisnis berupa promosi produk dan sarana transaksi jual beli ini diistilahkan dengan Online Shop.

Perkembangan Bisnis di dunia Cyber tidak hanya sebatas Individu tapi berkembang ke ranah corporation dimana Perusahaan memanfaatkan Penggunaan Server untuk menjual produknya melalui dunia Cyber contoh Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan layanan Keuangan Perbankan.

Bahkan belakangan ini pengembangan Bisnis di dunia Cyber tidak hanya diproses transaksi online tapi telah berkembang ke Transportasi Online hal ini dapat dilihat dari diciptakannya aplikasi tranportasi Online Seperti UBER, Go-Jek, dan Grab ini mendorong masyarakat lebih terintegrasi dalam dunia Cyber dalam menggunakan tranportasi berbasis online.

Pemanfaatan teknologi Cyber saat ini selain dilakukan komunitas Sosial dan Komunitas Bisnis tapi telah dimanfaatkan juga oleh pemerintah, dimana pemerintah telah menggunakan server internet untuk memberikan layanan dan melakukan proses administrasi Pemerintahan melalui dunia Cyber hal ini bisa kita buktikan dengan adanya beberapa sistem yang dibentuk pemerintah seperti Simpeg (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaiaan), Siakad (Sistem Administrasi Keuangan dan Asset daerah), OSS (Online Single Susmicsion).

Ketiga sistem tersebut merupakan sistem yang dibentuk untuk mempermudah pemerintah dalam memberikan pelayanan dan melakukan Administrasi Pemerintahan sehingga sistem informasi administrasi pemerintahan lebih terintegrasi ke Dunia Cyber yang memudahkan masyarakat untuk menerima layanan publik serta mengakses informasi.

Transformasi perkembangan masyarakat Cyber di Indonesia di abad 21 ini telah membentuk 3 Komunitas masyarakat Cyber yaitu Komunitas Bisnis, Komunitas Sosial, Komunitas Pemerintah hal ini diakibatkan oleh perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang membentuk masyarakat cyber di seluruh dunia termasuk Indonesia di Abad 21.

*Penulis : Yunus Praja Panjika, merupakan Sarjana (S1) Alumni UPR Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Pemerintahan dan Magister (S2) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tinggal di Kota Palangka Raya.