SUKAMARA – Bupati Sukamara Windu Subagio mengatakan bahwa dalam program kesehatan Pemkab Sukamara berfokus pada penurunan
stunting.
Menurut orang nomor satu di Sukamara itu, stunting atau gagal tumbuh meruapakn permasalahan yang harus mendapat perhatian khusus.
“Semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dalam melakukan inovasi untuk mempercepat pembangunan kesehatan tanpa menyalahi aturan, khususnya dalam menangani masalah stunting,” ucap Windu Subagio usai senam sehat massal di lokasi Car Free day, Minggu (17/11/2019).
“Stunting terjadi tidak begitu saja, ini dimulai dari sejak dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kehidupan, karena itu perlu kerjasama antar stakeholder untuk menurunkan angka stunting,” tegasnya.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 Prevalensi balita stunting di Kabupaten Sukamara sebesar 23,7 persen sementara untuk Provinsi Kalimantan Tengah adalah 34 persen dan masuk zona merah dan terendah ke empat secara nasional.
“Secara nasional tergetnya adalah 28 persen, meski Kabupaten Sukamara prevalensi balita stunting terendah se Kalteng tapi masih diatas angka yang ditetapkan WHO,” kata Bupati Sukamara Windu Subagio.
Hasil riset kesehatan dasar 2018 Secara nasional angka prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 30,8 persen jauh diatas batasan yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20 persen.
Menurut Windu, upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai berusia 5 tahun kehidupan ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai timbuh kembanv optimal baik fisik, mental, emosional. maupun sosial serta miliki intelegensi majemuk sesuai potensi genetiknya. (enn/beritasampit.co.id)