Pidato Nadiem Makarim Angin Segar Bagi Guru

Apel : ENN/BS - Para Guru yang mengikuti puncak kegiatan dalam peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2019.

SUKAMARA – Viralnya teks pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam rangka di media sosial Peringatan HUT PGRI ke 74 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019 juga ikut ditanggapi olah para guru di Kabupaten Sukamara.

Salah satunya, Silvia Ekawaty yang merupakan guri di SMKN 1 Sukamara, mengungkapkan bahwa apa yang ada dalam pidato Mendikbud RI juga merupakan pendapat guru dari seluruh Indonesia.

“Itu sudah jadi pendapat guru di seluruh Indonesia, karena pada prinsipnya saat ini guru tidak fokus untuk mengajar,” kata Silvia usai mengikuti apel Peringatan HUT PGRI ke 74 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019 di SMAN 1 Sukamara, Senin (25/11/2019).

Silvia Ekawaty menerangkan jika guru harus membagi tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan berbagai administrasi dan ketentuan dengan banyaknya peraturan hingga membuat para guru menjadi stres.

“Membagi waktu antara mengajar dan membuat administrasi tidak mudah dan lebih ke administrasinya,” terang Silvia Ekawaty.

“Apa yang disampaikan pak menteri itu merupakan angin segar kami dan kami mendukung pak Nadiem untuk membuat perombakan besar dan perubahan supaya kurikulum itu tidak memberetkan siswa dan guru,” tukas Silvia Ekawaty.

BACA JUGA:   Pj Bupati Sukamara Buka Pasar Ramadan 1445 Hijriah 

Berikut isi lengkap sambutan Nadiem, yang diambil dari laman resmi Kemendikbud.

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Biasanya Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.
Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka-angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustrasi karena Anda tahu betul bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

BACA JUGA:   Lapas Sukamara Usulkan 65 Warga Binaan Mendapat Remisi Idul Fitri

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk memerdekakan belajar di Indonesia.

Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru, Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambilah langkah pertama.
Besok di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.
Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar

Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas
Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri
Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan
Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak.

Selamat hari Guru.

(enn/beritasampit.co.id)