Jumlah Desa di Kabupaten Katingan Bebas ODF Bertambah

DESA ODF : AR/BS - Suasana 18 perwakilan desa ODF saat melaksanakan deklarasi, di gedung Salawah Kasongan

Editor: Maulana Kawit

KASONGAN – Pemerintah Kabupaten Katingan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten telah berupaya mewujudkan Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan.

Hal ini dalam rangka mendukung program gerakan masyarakat (Germas) dengan strategi stop buang air besar sembarangan dan bebas jamban menuju universal akses tahun 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan dr Robertus Pamuryanto mengatakan dari 145 desa di Kabupaten Katingan hanya 43 desa yang baru ODF.

Kegiatan ini diharapan dapat memicu desa -desa yang lain di Katingan menjadi desa yang bebas ODF.

BACA JUGA:   Antisipasi Praktik Kecurangan, Polisi Pantau SPBU

“Pencemaran lingkungan selain limbah pabrik juga oleh kotoran manusia yang mengandung kuman penyakit. Melalui deklarasi ini pula memberikan kesadaran kepada masyarakat agar tak buang air besar di sungai,” terang dr Robertus Pamuryanto, saat Deklarasi Desa ODF di gedung Salawah Kasongan, Kamis (28/11/2019) kemaren.

Sementara itu, Sekda Katingan Nikodemus mengucapkan selamat untuk desa yang sudah ODF, dan diharapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan cakupannya sekaligus mudah-mudahan dapat memicu desa lain agar dapat menjadi desa ODF pula.

“Kemudian peran, wewenang dan tanggungjawab Dinas Kesehatan dan jaringannya untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang pencemaran dan bahaya buang air besar sembarangan, yang tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi lingkungan, keluarganya, juga pada masa depan anak cucu mereka,” bebernya.

BACA JUGA:   Rayakan HUT Damkar dan Satlinmas, Sekda Sebut Dua Lembaga yang Berkontribusi Besar untuk Masyarakat

Melalui Germas ini diharapkan seluruh lintas sektor berkoordinasi dan berbagai lapisan masyarakat dapat bergandengan tangan, berkolaborasi untuk mewujudkan pola hidup sehat, agar kondisi lingkungan yang terbebas dari pencemaran, terutama pencemaran limbah buangan manusia.

“Tentunya akan merubah pola pikir masyarakat mau berubah kearah yang lebih baik menuju masyarakat modern,”pungkasnya.

(ar/berita sampit)