Pedagang di Taman Kota Kuala Kurun Mulai Tempati Shelter

FOTO : DWI/BS - Keberadaan shelter ditanggapi positif, pasalnya lapak pedagang lebih tertata rapi dan memudahkan masyarakat berkunjung, Selasa (3/12/2019).

KUALA KURUN – Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan Koperasi UKM Kabupaten Gunung Mas, Letus Guntur mengatakan, kini puluhan pedagang yang berjualan di Taman Kota Kuala Kurun telah menempati shelter yang disediakan pemerintah.

“Mereka pindah (menempati shelter) sejak Minggu 1 Desember 2019. Lalu tanggal 2 Desember kami telah membagikan sarpras untuk pedagang kaki lima. Sedangkan hari ini rencananya akan mengeluarkan pengumuman agar semua pedagang segera menempati shelter dan tidak diperkenankan berjualan di luar areal shelter,” ungkapnya, Selasa (3/12/2019).

Menurutnya, tarif shelter yang dibebankan kepada para pedagang cukup terjangkau alias Rp 15 ribu per meter kuadrat per bulan. Tarif tersebut diluar biaya listrik dan retribusi sampah atau kebersihan.

“Sepertinya untuk bulan Desember ini tarifnya kami bebaskan dan mulai berlaku sejak Januari 2020. Adapun luas satu shelter sebesar 9 meter kuadrat,” jelasnya.

Sejauh ini para pedagang yang menempati shelter pemerintah tersebut didominasi penjual makanan minuman, gorengan hingga buku-buku.

“Sedangkan bagi pedagang odong-odong dan permainan anak lainnya, sementara kami tempatkan di luar areal shelter atau disebelah panggung taman kota,” katanya.

Sejauh ini, 50 lapak shelter yang tersedia telah diisi penuh oleh para pedagang. Bagi pihak yang belum kebagian, maka statusnya dapat menunggu. Sebab pihaknya akan terus mengevaluasi keberlangsungan pedagang yang ada. Karena tidak menutup kemungkinan ke depan ada lapak yang kosong.

“Kami belum dapat memastikan, apakah tahun depan bisa menambah shelter di lokasi yang sama atau tidak. Sebab anggaran pembangunan shelter tersebut berasal dari kementerian. Yang jelas, kami telah menganggarkan untuk tahun 2020 membuat lampu hias dan foto bot,” pungkasnya. (adn/beritasampit.co.id)