GMKI Cabang Palangka Raya Kecam Pelarangan Perayaan Natal di Sumbar

PALANGKA RAYA – Masa perayaan Natal paguyuban, lingkungan gereja dan lainnya kini telah usai, Natal menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah umat percaya di seluruh dunia bagi orang Kristen, Natal bukan hanya karya Penyelamatan bagi umat Kristen saja tapi bagi seluruh ciptaan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palangka Raya bahwa Natal adalah lambang cinta dan pengorbanan Yesus Kristus dalam segala kemuliaan Nya yang rela lahir dalam segala kesederhanaan hidup.

Hal ini yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu, Dia datang ke bumi untuk melepaskan belenggu dosa yang mengikat manusia. Bagi GMKI Palangka Raya, Natal harus menjadi moment pemersatu dalam mempererat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

Natal adalah sebuah ekspresi penghayatan iman Kristen yang harus di hargai dan dilindungi oleh Negara. Beberapa hari yang lalu sungguh sangat disayangkan adanya dugaa pelarangan perayaan ibadah Natal di Sungai Tambang, Kabupaten Sijunjung dan Jorong Kampung Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

“Pelarangan orang beribadat Natal dan merayakan Tahun Baru sangat diskriminatif dan tidak menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebebasan hak beragama,” kata Alfrit Dody Ketua Cabang GMKI Palangka Raya, Selasa (24/12/2019).

“Stop bicara Pancasila dan toleransi, kalau negara masih belum mampu melindungi umatnya dalam beribadah, Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa, melindungi rakyat dan umat dari segala bentuk diskriminasi termasuk melindungi umat dalam beribadah,” ungkap Dody.

Bung Dody sapaan akrabnya, di dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 sudah dijelaskan negara menjamin kebebasan setiap warga negara dalam memeluk agama. Hal ini lanjutnya, sesuai kepercayaan/keyakinanya masing-masing dan dilindungi UU No 40 THN 2008 tentang penghapusan Dikriminasi RAS & Etnis.

“Kami sangat mengecam dan menyayangkan adanya dugaan pelarangan perayaan Natal Sumbar. Tentu tindakan intoleransi ini juga dapat mencederai semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.

Dody mendesak pemerintah untuk menindak tegas adanya oknum-oknum yang sengaja ingin memecah belah persatuan dan kesatuan. Sebab katanya, di negara yang berideologi Pancasila ini, seharusnya sangat menghargai toleransi antar umat beragama.

“Aparat pemerintah bisa menjerat para oknum yang menghalangi umat Kristen Protestan maupun Kristen Katolik yang ingin merayakan Natal dan Tahun Baru. Seharusnya kalau perlu pemerintah memfasilitasi jika ada warganya yang ingin melakukan perayaan hari besar keagamaan,” desaknya.
(NA/ beritasampit.co.id)