Selama Tahun 2019 Jumlah Kasus Tindak Pidana di Wilayah DKI Jakarta Mengalami Penurunan

Kapolda Metro Jaya (tengah) didampingi Irwasda dan Kabid Humas Polda Metro dalam jumpa pers akhir tahun di Balai Pertemuan Mapolda Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019). Dok: beritasampit.co.id/Adista Pattisahusiwa

JAKARTA— Jumpa pers akhir tahun merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas publik (public accountability) tentang pelaksanaan tugas yang dilakukan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) selama kurun waktu setahun.

“Situasi Kamtibmas selama tahun 2019 aman terkendali. Berbagai permasalahan masyarakat di lapangan, dapat dikelola dengan baik oleh jajaran Polda Metro,” ujar Kapolda Metro Jaya Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dalam jumpa pers akhir tahun di Gedung Balai Pertemuan Mapolda, Jakarta, Jumat, (27/12/2019).

Adapun indikator situasi aman kondusif tersebut, kata Gatot, karena jumlah tindak pidana (crime total) mengalami penurunan dari 33.628 kasus pada 2018 menjadi 32.614 kasus di tahun 2019 atau turun 1.014 kasus.

Sementara tingkat penyelesaian tindak pidana (crime clearance) mengalami kenaikan. Pada tahun 2018 sebesar 88 persen, sedangkan tahun 2019 sebesar 98 persen, sehingga mengalami kenaikkan sebesar 10 persen.

Gatot bilang dengan estimasi jumlah penduduk DKI Jakarta sebanyak 22.745.259 jiwa, maka Crime Rate atau resiko penduduk terkena tindak pidana kejahatan mengalami penurunan dari 148 orang pada tahun 2018 menjadi 143 orang di tahun 2019.

“Untuk crime clock atau selang waktu kejahatan mengalami percepatan selama 33 detik yakni dari 16 menit 44 detik pada 2018, sekarang tahun ini menjadi 16 menit 11 detik. Artinya pada tahun 2019 ini setiap 16 menit 11 detik terdapat satu kejahatan,” ungkapnya.

Untuk itu, Gatot berharap kedepannya dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat, Polda Metro Jaya akan terus memperbaiki sistem pelayanan masyarakat, hal itu dilakukan guna menuju penyelenggaraan negara yang lebih baik (good governance).

“Situasi aman kondusif dapat memberikan dampak fisik dan psikis rasa aman masyarakat serta mendorong iklim investasi di tingkat lokal maupun nasional,” pungkas Gatot Eddy Pramono.

(dis/beritasampit.co.id)