Ferry Khaidir, Menimba Aspirasi Masyarakat Dari Tumbang Gagu

BETANG TUMBANG GAGU : IST/BS - Ferry Khaidir (Tengah) bersama warga saat melakukan kunjungan kerja ke Tumbang Gagu baru-baru inj.

SAMPIT – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ferry Khaidir, menggelar reses di salah satu desa yang masih sangat tertinggal dalam segi infrastruktur, yakni Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Padahal, daerah tersebut merupakan salah satu kawasan wisata yang namanya sudah mendunia, yakni Huma Betang (rumah Betang) yang sangat tersohor. Situs budaya huma betang atau rumah khas Suku Dayak ini usianya sudah lebih dari seratus tahun, yang terletak di tepi Sungai Kalang.

Kegiatan reses Anggota DPRD Kalteng termuda dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kotim Seruyan ini, disambut hangat masyarakat disetiap desa yang dilaluinya.

Menurut warga sekitar, sangat jarang anggota dewan yang mau datang ke desa-desa terpencil.

“Sangat muda sekali, saya tidak menyangka ternyata anggota dewan provinsi. Sangat salut, kalau anak muda sudah tergerak memperhatikan pembangunan di kawasan pedesaan. Semoga aspirasi kami yang ingin menikmati infrastuktur yang lebih baik cepat terwujud,” sebut, Utie, salah seorang warga desa yang ditemui Ferry Khaidir beserta rombongan saat menyempatkan diri berhenti melihat kondisi jalanan di tengah perjalanannya menuju Tumbang Gagu.

Berada di tengah masyarakat desa, Ferry Khaidir menyerap aspirasi masyarakat di kabupaten Kotawaringin Timur

Jika sebelumnya, untuk menuju desa Tumbang Gagu hanya bisa dijangkau melalui sungai dengan riam yang cukup ganas. Akses yang lebih mudah menuju kawasan ini adalah melalui kabupaten tetangga yaitu Katingan.

“Sudah ada jalan tembus lewat jalur darat ke daerah Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan, kawasan terdekat menuju desa Tumbang Gagu,” cerita Ferry Khaidir.

Ferry mengatakan, Desa Tumbang Gagu memiliki potensi besar, namun belum tergarap maksimal. Meski telah ada jalur darat, tapi untuk menuju kawasan tersebut bisa ditempuh antara 4 hingga 6 jam perjalanan, tergantung kondisi cuaca. Jalan tersebut melalui ruas Tumbang Ngahan, Tumbang Ramei dan melintasi Kabupaten Katingan.

Menurutnya, daerah yang sangat berpotensi ini seharusnya menjadi prioritas pembangunan khususnya infrastruktur jalan dan jembatan. Selain menggunakan dana pemerintah atau dana desa, pemerintah daerah bersama perusahaan besar yang ada disekitar daerah tersebut dapat membantu melalui program CSR atau program lainnya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.

Hal terkesan lainnya dalam perjalanannya menuju Tumbang Gagu yang dialami lulusan S1 Ilmu Keperawatan Universitas Esa Unggul Jakarta ini adalah, saat bertemu dengan banyak teman seprofesinya waktu saat kuliah dulu, yakni petugas kesehatan yang mengabdikan diri di pedalaman di wilayah utara Kecamatan Antang Kalang.

“Ini seakan reuni dengan manusia-manusia hebat. Meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana, para bidan dan petugas kesehatan disini dengan tulus mengabdikan diri pedalaman. Semangat mereka ini juga memicu saya untuk terus berbuat dan memperjuangkan pembangunan dimulai dari desa,” kisahnya.

Tekad membangun dimulai dari desa, menurutnya, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan program Nawacita yang salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan cara memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI.

Setelah melaksanakan ramah tamah dan menyerap aspirasi masyarakat desa, Ferry Khaidir juga menyempatkan diri menyambangi situs budaya Rumah Betang yang sangat tersohor itu.

“Selaku perwakilan masyarakat di tingkat provinsi tentu akan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Saat ini sudah banyak aspirasi yang belum terealisasi karena kondisi keuangan pemerintahan. Akan tetapi kami akan terus memperjuangkan kepentingan masyarakat ini,” pungkas Ferry Khaidir, yang juga merupakan Bakal Calon Bupati Kotim pada pemilu 2020 mendatang.

(jun/beritasampit)