Aksi Pelangsir Hingga Pungli Masih Marak di Sekitar SPBU

Keterangan Foto : ­Penindakan dengan mengamankan motor maupun mobil para pelangair BBM yang dilakukan tim gabungan pengawas BBM di Kotim beberapa tahun lalu.

SAMPIT – Maraknya aksi pelangsir Bahan Bakar Minyak (BBM), telah lama dikeluhkan masyarakat Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Seperti yang diungkapkan Shellin warga Ketapang, yang menilai  para pelangsir dengan mudah melakukan pengisian terhadap BBM seperti Premium.

“Saya pernah mau isi premium, sudah antri malah mau masuk giliran sudah habis. Coba diliat aja, seperti yang pakai mobil ada yang tangkinya dimodifikasi, begitu juga motor, tangkinya juga dibikin besar. Mau beli kepengecer harganya mahal Rp 10.000 perliter, kalau di SPBU cuman Rp 6.450, lumayankan, ” terangnya.

Sementara itu, Amat (nama Samaran) salah seorang pengecer, mengakui sebenarnya para pedagang tidak ingin menjual harga begitu tinggi dari harga eceran tertinggi (HET), namun sulitnya mendapatkan BBM serta masih ada pungutan untuk biaya parkir dan lainnya, membuat mereka terpaksa menjual dengan harga mahal agar tidak rugi.

BACA JUGA:   Begini Kata Kepala BPSDM Kalteng Mengenai Renovasi Bangunan Kantor BPSDM

“Kita mau dapat minyak saja harus antri lama, belum lagi bayar parkir Rp 15.000, kita juga kadang-kadang juga memberi petugas yang ngisinya, jadi wajar kami jual cukup mahal, karena kami juga harus keluarkan biaya lebih kalau mau dapat bensin (premium),” pungkasnya.

Sedangkan, Kepala Bagian Ekonomi Pemda Kotim, Wim RK Benung saat di Konfirmasi Rabu 15 Januari 2020, tidak bisa memberikan tanggapan, karena untuk urusan BBM  masuk dalam kewenangan Pemerintah Provinsi.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Raih Predikat Sangat Baik Terkait Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2023

“Aduh, no komen kalo mengenai hal ini, karena sudah menyangkut kewenangan Provinsi,” jelas Wim.

Masalah pelangsir ini sebenarnya sudah menjadi hal yang klasik, bukan hanya di Kota Sampit, namun juga ditemukan hampir disejumlah daerah di Kalimantan Tengah ini.

Walaupun beberapa tahun lalu ada upaya dari pemerintah daerah menekan maraknya aksi pelangsir dengan membentuk tim pengawas BBM. Namun hasilnya tidak berjalan maksimal, buktinya  sampai saat ini aksi pelangsir masih banyak ditemukan.

(Cha/ beritasampit.co.id)