10.000 Bibit Kopi Akan Ditanam di Wilayah Perkebunan Kota Bima

Ist/BS - Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TPPID) beserta Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Bima NTB saat meninjau dan memastikan kawasan perkebunan kopi, Rabu, (15/1/2020).

NTB – Nampaknya, pemerintah Kota Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup serius dengan perkebunan kopi. Di wilayah perkebunan Kota Bima Kelurahan Lelamase yang luasnya sekitar 10 hektar dengan lokasi yang berbeda akan ditanam 5.000 bibit kopi Robusta dan 5.000 bibit kopi Arabika.

“Kami sudah siapkan bibit nya, lahan juga sudah ditinjau, tinggal pelaksanaannya yang akan kita putuskan setelah kegiatan peninjauan ini dilakukan,” ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Bima, Agus Salim, Rabu, (15/1/2020) saat meninjau langsung lokasi perkebunan bersama Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daerah (TPPID) Kota Bima.

Sementara, Julhaidin anggota TPPID mengatakan bahwa komoditi kopi adalah komoditi perkebunan yang memiliki turunan inovasi produk yang banyak ragam, “Jika kota Bima memiliki kawasan kebun kopi sendiri yang dikelola secara profesional atau dengan pola swakelola masyarakat dengan pola pemberdayaan, maka akan banyak produk yang bisa ‘dikaryakan’ dari bahan dasar kopi ini,” ujar pria gondrong yang biasa disapa Rangga Babuju itu.

Lebih lanjut iya menjelaskan, bahwa iya bersama Tim harus memastikan langsung kawasan perekebunan kopi di Kota Bima ini, baik kuantitas, kualitas maupun bibit dan komitmen pengembangannya, karena menurutnya program perekebunan kopi ini bukan hanya program seremonial saja.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Desak Dirut PHE Bekerja Maksimal Tingkatkan lifting Migas Nasional

Sehingga, iya sebagai TPPID Kota Bima mengajak Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Bima, Agus Salim beserta staf bagian ekonomi dan Lurah Lelamase, Zainal Abidin untuk bergerak cepat dengan memastikan ketersediaan kawasan.

Selain itu, anggota TPPID Kota Bima lainnya, Mukhlis SE, ME, menyapaikan bahwa TPPID akan terus melakukan monitoring dan evaluasi progres kegiatan tersebut. Katanya, sesuai arahan Wali Kota Bima mulai tahun 2020 Kota Bima akan menggagas Festival Petik Kopi dan Fertival Kopi Kota Bima.

“Dua kegiatan tersebut akan menjadi kegiatan rutin tahunan Pemkot Bima dalam mendorong percepatan pembangunan dan bagian dari inovasi daerah ini,” tuturnya menegaskan.

Disampaikan Mukhlis, pemerintah Kota Bima akan melakukan penanaman kopi secara bertahan mulai tahun 2020 di wilayah perkebunan Lelamase, Kabanta dan Ndano Na’e Kota Bima, yang ditargetkan panen perdana pada tahun 2023 yang akan datang.

Diketahui, bisnis kopi kian menjamur seiring munculnya tempat kongkow anak muda yang menyediakan minuman hasil dari seduhan biji kopi. Tidak hanya di mall atau tempat perkantoran, maupun cafe-cafe, penjaja minuman kopi kini telah banyak ditemukan di pinggir jalan.

BACA JUGA:   Lifting Migas Terus Menurun, Maman Golkar: PHE Belum Mampu Berkontribusi Terhadap Negara

Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan, ekspor kopi dalam Negeri selama semester II tahun 2019 yang lalu mencapai 138.000 ton, naik 19% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$ 392,5 juta. Sehingga bisnis kopi masih menjadi trend milenial hingga 10 tahun mendatang. Sebab, Indonesia adalah ‘Surga’ nya kopi dunia.

Bicara Kopi, berarti bicara tentang ekologi dan ekonomi kreatif. Contohnya di Provinsi Jawa Barat, sejak tahun 2017 telah menanam 2,5 juta bibit kopi dan ditambah pada tahun 2018 dan 2019 menjadi 5 juta bibit kopi yang telah ditanam.

Tanaman kopi strategis bagi daerah Jawa Barat, bukan hanya berkaitan ekonomi kreatif, namun juga berperan sebagai pemulihan bagi lahan kritis dan dipercaya dapat mengurangi risiko longsor, banjir, atau kekeringan, pada kawasan-kawasan curam. (Han).