Air Bersih Kendala Utama 14 Desa di Pulau Hanaut, Solusinya?

SAMPIT – Sejak dimekarkan menjadi Kecamatan Pulau Hanaut, hingga sekarang belum ada solusi mengatasi kendala kekurangan air bersih terutama menghadapi musim kemarau panjang.

“Setiap musim kemarau, masyarakat yang ada di 14 desa kesulitan air bersih dan ini hampir setiap tahun,” ujar Camat Pulau Hanaut Eddy Mashami pada acara Musrenbang RKPD Kotim tahun 2021 Kecamatan Pulau Hanaut tahun 2020, Kamis 16 Januari 2020.

Guna menekan sulitnya mendapatkan air bersih, menurutnya, tiap desa disarankan untuk memberikan bantuan berupa profil tank atau tandon air. Tandon air itu gunanya untuk menampung air hujan.

BACA JUGA:   Berkali-kali Dianggap Ingkar Janji, Masyarakat Lakukan Aksi Panen Massal Terus Bertambah

“Hasil data dari desa ada sekitar 1.265 kepala keluarga yang menerima tandon air dan ukurannya bervariasi,” kata Eddy.

Solusi mengatasi kekurangan air beraih tidak hanya memberikan tandon air, lanjutnya, Pemerintah desa juga sudah berupaya memprogramkan pengadaan sumur bor.

Akan tetapi, program tersebut perlu dikaji ulang karena air bor yang ada dikedalaman bumi masih berasa asin.

BACA JUGA:   Dua Faktor Ini Disebut Picu Kenaikan Harga Komodititas di Kotim

“Sumur bor perlu pengkajian lebih mendalam, sebab semakin dalam tanah dibor airnya semakin asin, itu sudah pernah terjadi di Desa Bapinang Hilir Laut,” tegas Eddy.

Untuk itu, tambahnya, melalui Musrenbang tingkat Kecamatan Pulau Hanaut diusulkan ada teknologi tepat guna dan terbaru untuk mengatasi air bersih tersebut.

“Kami harapkan ada teknologi bagaimana bisa mengubah air laut menjadi air tawar,” pungkasnya.

(ifin/beritasampit.co.id)