48 Tahun Cipayung Berdiri, Ini Harapan Ketua GMKI

Ist/BS - Ketua GMKI Palangka Raya, Alfrid Dody.

PALANGKA RAYA – Hari ini Rabu, 22 Januari 2020 Gerakan Mahasiswa Se-Indonesia memperingati 48 tahun terbentuknya kelompok Cipayung yang didirikan pada 22 Januari 1972 di Cipayung, Jawa Barat itu.

Dalam memperingati hari lahir organisasi besar mahasiswa yang menghimpun lima organisasi itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palangka Raya, Alfrid Dody mengatakan, terbentuknya Kelompok Cipayung sudah jelas karena adanya komunikasi yang erat antar pimpinan Ormas mahasiswa untuk saling bertukar pikiran.

Dari proses komunikasi ini, jelas Alfrid, terjalin rasa kebersamaan dalam menghadapi persoalan bersama. Karena beredarnya keinginan itu, maka Cipayung mampu mengatasi perbedaan antar Ormas.

Selain itu, menurut Aldris Dody, kelompok Cipayung terbentuk karena ada kemauan kuat dan tentu disertai kemampuan dari pimpinan lima organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung untuk mengatasi perbedaan-perbedaan, bukan menghilangkannya.

BACA JUGA:   Dishub Kalteng Berkerja Sama dengan BPTB Kelas II Selenggarakan Mudik Gratis

Kuncinya, harap Alfrid adalah meletakkan kepentingan Bangsa, Negara dan mahasiswa pada agenda bersama, “Dalam membangun peradaban Bangsa dan Negara Kelompok Cipayung selalu menjadi garda terdepan mengingat kan pemerintah pusat dalam mengkritik kebijakan pemerintah jika tidak pro rakyat,” ujar Dody.

Terkhususnya dalam menghadapi pembangunan ibukota Negara yang baru GMKI selaku Ormas gerakan pengkaderan yang dimana Misi dari GMKI adalah mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggungjawab dengan menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, Negara, Gereja, Perguruan Tinggi dan mahasiswa serta menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih ditengah-tengah manusia dan alam semesta.

“GMKI Cabang Palangka Raya juga terkhususnya dalam mempersiapkan kader yang siap untuk terjun ke masyarakat akan selalu aktif memberikan pelatihan mulai dari pelatihan peningkatan soft skill maupun hard skill di mana dalam menghadapi IKN yang sudah di tetapkan Pemerintah Pusat di Kalimantan Timur, meskipun tidak jadi di tetapkan di Kalimantan Tegah, Kota Palangka Raya tetapi pengaruh dari IKN juga berpengaruh juga Kalimantan yang lain” ungkap Dody.

BACA JUGA:   Bundaran Besar Jadi Lokasi Masyarakat Palangka Raya Menunggu Berbuka Puasa

Dody pun berharap ibukota Negara dapat dijadikan sebagai ajang pembangunan oleh para pemimpin daerah untuk mempersiapkan pemimpin dan penggerak juga untuk mengatasi pengangguran baik untuk membuka banyak lapangan pekerjaan setiap daerah, karena banyak sekali para Pemuda dan mahasiswa yang setelah lulus terkhsusnya Kalimantan Tengah setelah lulus belum memiliki pekerjaan.

(Na/beritasampit.co.id)