MIRIS!! Alasan Jauh dan Sinyal HP Tidak Ada, Guru SMA Damang Batu dan Miri Manasa Jarang Turun Ngajar

Foto Ilustrasi/Istimewa

PALANGKA RAYA-Masyarakat Kecamatana Tewah, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng) mengusulkan pelatihan atau pembinaan Mantir Adat agar bisa memberikan masukan melalui kelembagaan adat, menyelesaikan sengketa adat di tingkat desa sebelum di tangani Damang Kepala Adat.

Usulan tersebut disampaikan melalui Anggota DPRD Kalteng dari Dapil Kalteng I saat melakukan reses di Kabupaten Gumas pada bulan desember 2019 lalu sebagaimana yang dilaporkan oleh Juru Bicara Tim Reses, Kuwu Senilawati dalam rapat paripurna DPRD Kalteng, Kamis (23/1/2020).

BACA JUGA:   Pemkab Gunung Mas Gelar Bimtek Inovasi Daerah

Selain mengusulkan pembinaan bagi Mantir Adat, Mantir Adat juga mengusulkan kenaokan insentif mengingat luas wilayah yang harus dilayani dan kompleknya masalah masyarakat yang ditangani.

“Mengharapkan penyelesian Raperda Kebakaran Hutan dan Lahan agar masyarakat memiliki dasar hukum yang kuat untuk pembukaan lahan pertanian,” kata Kuwu Senilawati.

Dalam kesempatan reses di Kecamatan Damang Batu dan Miri Manasa, tim reses memdapat laporan bahwa guru pada SMA di kedua wilayah tersebut jarang mengajar, sehingga perlu ditingkatkan pengawasan oleh dinas terkait.

BACA JUGA:   Terpilih Secara Aklamasi, Sekda Nahkodai KONI Gunung Mas

“Disampaikan bahwa guru pada SMS Damang Batu dan Miri Manasa jarang mengajar karena letak wilayah yang jauh dan tidak terjangkau sinyal HP, sehingha perlu peningkatan pengawasan,” ucap Kuwu.

(gra/beritasampit.co.id)