Mahasiswa Asal Muara Teweh Cerita Proses Pemulangan dari Cina

IST/BS - Reza Algifari setelan jas Coklat dan rekannya dari berbagai negara di Kampusnya

MUARA TEWEH – Kepulangan mahasiswa asal Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah yang sedang menimba ilmu di Cina pasca penyebaran virus carona ternyata meninggalkan beberapa cerita yang menarik.

Seperti yang diungkapkan Reza Algifari menceritakan proses pemulanganya via pesan whatsapp kepada media ini, bahwa ia pulang tanpa di fasilitasi melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), melainkan biaya sendiri.

“Kami pulang ada sekitar delapan belas orang, semua se Kampus tapi beda jurusan,” kata Reza Algifari kepada media ini via Whatsapp.

Kepulangannya tersebut katanya, lantaran khawatir dengan kondisi yang sedang terjadi. Karena, semakin meluasnya virus corona yang menggemparkan dunia tersebut, sehingga kota tempat tinggalnya mulai sepi.

BACA JUGA:   Tabrakan Bus Sekolah VS Truck Tangki, Puluhan Pelajar Alami Luka-luka

“Mendapatkan makanan juga sulit, lantaran banyak toko banyak yang tutup, lantaran meluasnya virus Carona itu,” kata Reza Algafari mahasiswa asal Muara Teweh yang berkuliah di Zhejiang University of Technology.

Ditambahkannya, meski kondisi kota tempat tinggalnya Hangzhou jauh dari Wuhan dengan jarak hampir 800 km, tetap diperingatkan oleh pemerintah provinsi Zhejiang agar tetap waspada.

Para mahasiswa yang pulang tersebut, kini sudah berada di Indonesia. Meski begitu para mahasiswa yang kulian di cina ini harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh tim medis.

BACA JUGA:   BPS Kalteng Sampaikan Luas Panen Jagung di Provinsi Kalimantan Tengah

Ia menceritan proses koroner prosedur harus dilakukan mulai diperiksa dahak dan darah sebanyak tiga kali dan di isolasi selama 14 hari, kemudian bila hasil pemeriksaan nagatif baru boleh pulang dan postif akan lanjut perawatan.

“Isolasali selama 14 hari tersebut maksudnya, jangan dulu berbaur dengan orang banyak contohnya. Alhamdulillah saya negatif, kemungkinan kecil orang Indonesia tidak terinfeksi, karna pola hidup berbeda dengan orang Cina kata dokter yang menangani saya,” jelasnya.

(Shp/beritasampit.co.id)