Kenapa Harga Ayam Mahal, Begini Penjelasan Peternak Ayam ?

KOSONG : ILHAM/BS - Salah seorang pedagang ayam di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit (PPM), yang terlihat lapaknya kosong, menunggu suplai ayam dari pengepul.

SAMPIT – Hampir sepekan belakangan ini, harga ayam potong di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mengalami lonjakan yang luar biasa mencapai 45 ribu per kilogram. Dan diduga naiknya harga ayam tersebut dipicu mahalnya harga pakan dan masih minimnya suplai ayam dari luar daerah.

Iwan salah seorang peternak lokal mengungkapkan, tidak tahu pasti penyebab naiknya harga ayam tersebut yang dijual oleh para pedagang.

Sebab, untuk harga ayam dari kandang yang dijual olehnya saat ini sekitar 25 ribu perkilo, dan sebagian besar pembeli merupakan para pengepul.

BACA JUGA:   Harga Beras, Tomat dan Cabai Rawit di Pasar Sampit Masih Tinggi

“Biasanya mereka (pengepul) menjual kembali ayam yang mereka beli dari peternak, dengan mengambil untung sekitar seribu atau dua ribu rupiah ke pedagang,” terangnya, selasa 11 februari 2020.

Iwan juga menjelaskan, bahwa untuk harga 25 ribu per kilo ditingkat peternak adalah harga yang standar, karena jika dibawah dari 20 ribu, peternak tidak mendapatkan untung, bahkan bisa rugi banyak.

“Untuk pakan di Sampit mahal, 1 karung isi 50 kilo harganya 380 ribu, belum lagi perawatannya. Kita pernah jual 11 ribu perkilo, ini membuat saya rugi hampir 8 juta,” paparnya.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Sampaikan Lima Prioritas Pembangunan dalam Musrenbang RKPD 2025

Harga ayam akan kembali normal jika nanti pasokan ayam dari luar daerah lancar, tentunya para pedagang lokal pun akan mengikuti harga pasaran.

“Saat ini ayam dari luar daerah seperti dari Kalimantan Selatan dan Pangkalan Bun, masih sedikit dan harganya tinggi. Kalau nanti lancar dan banyak suplainya, pasti harga akan kembali normal, tapi kita belum tahu kapan datangnya,” tandas Iwan. (Cha/beritasampit.co.id)