Raja Banjar Sultan Suriansyah dan Kerabat Istananya Diislamkan oleh Kerajaan dari Demak

Bagian Ke 02 : Oleh Maman Wiharja. (Wartawan BeritaSampit.ci.od).

PADA TAHUN 1521,Kerajaan Demak mengirimkan salah seorang tokoh Ulama Besar bernama Khatib Dayan ke Banjar Masih (Banjarmasin), untuk mengislamkan Raden Samudera atau Sultan Suriansyah, beserta para kerabat Istananya. Khatib Dayan juga merupakan keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon Jawa Barat.

Kedatangan Khatib Dayan, sesuai dengan janji semasa ada pertentangan antara Kerajaan Daha dengan Kerajaan Banjar Masih. Dalam perjalanannya di Banjar Masih Khatib Dayan, dengan penuh semangat menyebarkan Agama Islam dengan syiar-syiar Islamnya yang sangat menyentuh,seperti antara lain tertuang pada kitab Surat “Layang Kalimah Sada” (dalam bahasa jawa). Dan nama Khatib Dayang dikenal satu-satunya Ulama pahlawan yang telah mengembangkan dan menyebarkan Agama Islam di Kerajaan Banjar.

Juga dikomplek pemakaman Sultan Suriansyah,terdapat makam Patih Kutin salah seorang Kepala Kampung yang bertetangga dengan Kampung Banjar Masih. Patih Kutin,setelah menemukan Raden Samudera kemudian memeliharanya sebagai anak angkat.

BACA JUGA:   Menjelang Lonjakan Mudik Lebaran 2024, PT. Dharma Lautan Utama Kumai Siapkan 4 Armada Kapal

Pada masa itu keadaan negri Banjar Masih aman dan makmur serta hubungan dengan Kerajaan dari Jawa sangat akrab.Patioh Kutin meninggal pada awal abad ke 16.

Disebelah makam Patih Kutin, terdapar makam Patih Masih yang juga seorang Kepala Kampung bernama Banjar Masih. Patih Masih yang dipanggil Kiai Masih juga sebagai adik dari Patih Muhur sebagai pemimpin orang-orang melayu yang bijak dan sakti. Dia memimpin diwilayah Banjar Masih secara turun temurun.

Patih Masih keturunan Patih Simbar Laut yang menjabat Sang Penimba Segara, juga salah satu anggota Manteri Ampat. Ia meninggal pada abad ke 16. Dan Senopati Antakusuma adalah cucu Sultan Suriansyah, ia seorang Panglima perang yang sangat pemberani di Kerajaan Banjar, yang diberi gelar Hulubalang Kerajaan, beliau meninggal pada abad ke 16.

BACA JUGA:   Kuncoro Candrawinata Bagikan Ratusan Paket Sembako Ramadan Kepada Karyawannya dan Warga Kurang Mampu

Syeh Abdul Malik atau Haji Batu, merupakan Ulama Besar di Kerajaan Bajar pada masa pemerintahan Sultan Rahmatullah,ia meninggal pada tahun 1640. Dan nama Haji Sa’anah yang berasal dari keturunan Kerajaan Brunai Rarussallam, menikah dengan Datu Banu cucu Kiai Karta Sura,seorang menteri di Kerajaan Banjar.

“Semasa hidupnya Wan Sa’anah senang mengaji Al-Qur’an dan mengajarkan tentang keislaman,seperti Ilmu Tauhid dan lain sebagainya,beliau wafat tahun 1825, nah itu kuburannya”,ujar Panjianur.

Pangeran Ahmad merupakan seorang Senopati Kerajaan Banjar pada masa Sultan Rahmatullah,yang diberi tugas sebagai Punggawa atau pengahtur Hulubalang Kerajaan,beliau meninggal pada tahun 1630. (Bersambung).