Bukit Tengkorak Saksi Sejarah di Barito Utara

Berita Sampit
TENGKORAK : Shp/BS - Ratusan tengkorak tergeletak diperkirakan usianya mencapai ratusan tahun.

MUARA TEWEH – Kabupaten Barito Utara (Barut) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas wilayah sekitar 8.300 Km sekitar 5,40 persen luasnya dari Kalimantan Tengah (Kalteng), selain memiliki keindahan alam dan bukitnya rupanya menyimpan sangat cocok menjadi tempat wisata sejarah.

Misalnya, Bukit Tengkorak, ketika berkunjung ke tempat itu, setibanya di atas bukit terlihat pemandangan menarik sekaligus mengerikan akan kita jumpai, jumlahnya diperkirakan usianya ratusan tahun.

Ratusan tengkorak itu menjadi saksi bisu salah satu sejarah perjuangan yang terdapat di Desa Batu Raya Kecamatan Gunung Timang, Kabupaten Barut.

Aril Rakhman, misalnya, dia bersama temannya baru saja turun dari tempat itu. Ia menceritakan bahwa terdapat ratusan tengkorak tergeletak di atas peti.

BACA JUGA:   Tabrak Belakang Truk, Perempuan Hamil di Sampit Meninggal

“Kita baru saja ke atas bukit tengkorak, dan hasilnya luar biasa. Banyak tengkorak yang tergeletak, diperkirakan berumur ratusan tahun”,katanya Sabtu Sabtu 15 Februari 2020.

Menurut cerita, tengkorak itu merupakan mantan pejuang yang gugur. sengaja dibawa ke atas bukit dibiarkan menumpuk tanpa proses pemakaman.

“Kita melihat tengkorak diletakan begitu saja di sebuah peti kayu besi atau kayu ulin. Kondisinya tampak apa adanya, selain itu ada kain kuning juga yang dapat di artikan keramat”,tambah Aril.

BACA JUGA:   Usai Melantik, Sekda Kalteng Berpesan Tingkatkan Pelayanan Publik

Untuk menuju ke lokasi dapat ditempuh dengan mengunakan kendaraan motor atau mobil, namun disarankan menggunakan kendaraan roda dua. Sebab bisa langsung ke kaki Bukit, kemudian mendaki sekitar kurang dari 15 menit untuk sampai ke puncak.

“Ada beberapa bukit yang ada tengkoraknya, namun yang paling nyaman di daki adalah yang ini”,tukas Sekretaris DPD KNPI Barito Utara.

Selain itu ia berharap kepada pengunjung agar tidak melakukan aksi vandalisme, sebab ia menilai dapat merusak keaslian sejarah, “Biarkan dengan keindahannnya, sehingga anak cucu kita dapat melihat dan mengingat kembali sejarah masa lalu,” ujarnya.

(Shp.beritasampit.co.id)