Mengenal H Ahmad Qusyaeri Pemandu, Jemaah Umroh dan Haji di Makkah

Man/BS - H Ahmad Qusyaeri dengan kesibukannya sebagai pemandu jamaan umroh di Makkah

Menjalankan ibadah umroh merupakan Ibadah yang didambakan sebagian besar orang Islam selain Ibadah Haji.

Kenginan untuk berkunjung ke Tanah Suci Makkah adalah impian setiap Muslim. Melihat sendiri bentuk Ka’bah dan menapaki kisah-kisah nabi jadi perjalanan yang penuh arti.

Umroh bisa disebut sebagai wisata spiritual ke Tanah Suci dengan melakukan beberapa kegiatan, atau biasa juga disebut haji kecil. Di saat menunggu antrean ibadah haji yang lama karena sistem kuota yang diberlakukan, umroh pun menjadi alternatif.

Itulah pilihan yang diambil penulis yang baru saja diberikan kesempatan menyelesaikan umroh dalam keadaan sehat.

Perjalanan umroh menjadi pengalaman tersendiri yang tidak bisa dilupakan, selain dapat langsung berkunjung ke wisata religi. Kesan pertemuan dengan orang-orang baru juga menjadi ingatan penulis.

Berikut pengalaman penulis menjalankan umroh dan bertemu dengan sosok anak muda di Mekkah sebagai Guide para jamaah umroh dan haji.

Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la syarika laka labbaik, Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka.

(Kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu).

Ayat-ayat suci di atas masih terngiang ditelinga penulis, takala seorang pemuda muncul ditengah kehiruk-piukan Jemaah Umroh saar tiba di Bandara Udara International King Abdul Aizz’ Jeddah, sekitar Pukul 20.00 Waktu Jedah, pada pertengahan bulan Januari 2020.

Siapakah seorang pemuda yang muncul itu? tiada lain adalah H Ahmad Qusyaeri (32) salah seorang ustad yang juga berperan sebagai pemandu, pembimbing para Jemaah Umroh dan jemaah bakal calon Haji.

“Assalamualaikum Warohmatullaihi Wabaro kaaatuh, kenalkan nama saya Ahmad Qusyaeri yang akan membimbing, memandu bapak-bapak dan ibu-ibu selama menjalankan ibadah umroh di Mekkah,” kata Ahmad, setelah mobil bus besar meninggalkan lokasi parkir di Bandara menuju Makkah.

Sosok muda ini dengan suara lantang dan penuh penghormatan kepada para jamaah yang sedang menjalankan umroh memandu membacakan doa ayat-ayat suci diperjalanan.

”Setelah saya menyuarakan do’a, kemudian Bapak-bapak dan Ibu-ibu doa itu diikuti ya, dengan penuh ikhlas karena saat ini kita adalah tamu Allah, dan dalam perjalanan ini, kita semua sudah memulai berdoa untuk niat ibadah Umroh,” ujar Ahmad yang diiringi suara mesin Bus melaju cepat menuju Makkah.

Pada waktu rehat di Hotel Tower Clock (Jam) Makkah, penulis berbincang dengan H Ahmad Qusyaeri, karena nampaknya jarang orang tahu tentang keberadaan seorang Guide.

Ia menceritakan pengalamannya bekerja sebagai pemandu para jemaah umroh dan haji.

“Alhamdullilah, Pak saya mendapat pekerjaan yang kata orang lain sangat mulia, karena tugas saya khusus membimbing para jamaah Umroh, kalau musim Haji membimbing jamaah Haji, dan juga sekaligus menjadi ‘guide’ para jamaah keliling ketempat-tempat peninggalan jejak-jejak para Rasullulah yang di Kota Makkah,” ungkap Ahmad.

Bahkan posisi Ahmad, bisa mengantar para jamaah untuk berbelanja di lokasi pasar yang barang-barang murah tapi kualitasnya sama dengan di toko-toko di Makkah.

Pria beristri ini tinggal menetap di kota Jeddah ia juga merupakan salah seorang staf PT Alkamila yang bertugas di Jedah dan Makkah yang mengurusi umroh dan haji.

Sosok sederhana dan memiliki keluasan ilmu menjadikan Ahmad selalu diingat penulis.

Terlebih ketika Ahmad Quasyaeri membimbing para jamaah untuk memulai do’a Tawaf yang kemudian diikuti para jamaah, sambil keliling Kabah selama 7 kali saat melewati Hajar Aswad, para jemaah harus menoleh ke kiri (Ka’bah) sambil kedua tangannya diacungkan keatas dan membaca ‘Bismilah Allahuakbar’.

Berikut doa yang dibacakan.

“Subahaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘aafiya wal mu’aafatan daaimata fid diini wad dunyaa wal aakhirati wal fauza bil jannati wannajaata minannaari”,

(Artinya; Maha suci Allah, segala bentuk pujian hanya pantas disanjungkan kepada-Nya, sebab tiada Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berasal dari sisi-Nya yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Shalawat serta salam semoga senantiasa tertuju kepada Rasulullah, sebagaimana Allah selalu mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau. Ya Allah, aku melakukan tawaf ini hanya karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, dan memenuhi janjiku pada-Mu, serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Saw. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, kesehatan, dan perlindungan yang kekal dalam menjalankan aturan agama, baik urusan dunia maupun akhiratku, juga untuk beroleh kenikmatan surga dan terhindar dari azab neraka.).

Subhanallah, sungguh bagi penulis tiada kenikmatan yang paling besar di dunia ini, hanyalah pada waktu penulis melakukan ibadah Umroh.

Wasalam

(Maman Wiharja).