Kisah Hidup Wahyudi: Kerja Serabutan Hingga Jadi Penambal Ban Bersama Istri Baru

Shp/BS - Wahyudi penambal ban di bengkel jalan Beliang Kota Palangka Raya.

PALANGKA RAYA – Wahyudi (42) melanjutkan hidupnya sehari-hari mengais rezeki dengan menambal ban disebuah bengkel berukuran 2×1,5 meter di jalan Beliang, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya.

Ia mengaku menggeluti pekerjaannya selama hampir 2 tahun, sebelumnya ia bekerja serabutan, “Kalau pekerjaan sebelumnya, saya campur aja, ya gitulah seadanya,” katanya dengan logat Banjarnya saat dibincangi Minggu, 23 Februari 2020.

Bengkel itupun bukan miliknya, dalam menatap masa depannya bersama seorang istri baru dan satu orang buah hatinya.

“Ya alhamdulillah, saya sudah menetap kerja di bengkel milik Maruai (sebutan suami dari saudara istrinya) saya ini,” katanya lagi.

Selain itu ia mengaku, pernah juga bekerja kuli bangunan sampai pernah menjadi juragan sebuah kapal kecil di sungai Barito daerah Muara Teweh, “Kerja di Bansaw juga pernah, di bangunan ikut bekerja membangun hotel Fovere dan Bahalap juga sempat,” tuturnya.

Sementara itu, pendapatannya dikatakan lumayan untuk menyambung hidup. Sebelumnya pun ia mengaku punya istri namun sudah cerai dan memiliki dua orang anak, “Saya dengan istri pertama, punya dua orang anak di Nagara, Amuntai, Kalimantan Selatan. Dan dengan istri baru, punya 1 anak saat ini,” urainya.

Kini ia menerangkan, sudah capek bekerja kesana kemari, ia hanya ingin menekuni pekerjaan sebagai tambal ban, sembari belajar terkait service mesin kendaraan bersama dengan istri barunya itu.

Diketahui, dibengkel yang diberi nama bengkel Ridho yang sesuai dengan nama anaknya itu, sekali tambal ban Rp 15.000 untuk satu mata ban bocor.

(Shp/beritasampit.co.id)