Indonesia Keluar dari Negara Berkembang Bisa Ganggu Fasilitas GSP

Ilustrasi Kota Jakarta. Dok: Istimewa

JAKARTA— Amerika Serikat (AS) mencoret China dan Indonesia dari daftar negara berkembang. Selain China dan Indonesia, AS juga coret Brazil, India dan Afrika Selatan dari daftar negara berkembang.

Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai keputusan itu berpotensi menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti dihilangkannya fasilitas Generalize System of Preference (GSP) atau keringanan bea masuk impor barang ke AS, serta terganggunya kinerja ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam tersebut.

BACA JUGA:   Mukhtarudin: Capaian Target Net Zero Emission 2060 Tidak Boleh Tergelincir

Kendati demikian, politikus Golkar itu mendorong pemerintah Indonesia untuk memperkuat daya saing ekspor agar pasar ekspor Indonesia di AS memiliki daya saing, mengingat selama ini Indonesia di pasar AS dengan berbagai gejolak yang terjadi sudah tidak dapat diandalkan.

“Pemerintah juga menyiapkan strategi dalam menghadapi situasi terkini dengan memperkuat ekspor ke pasar non tradisional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan laju ekspor,” tutur Bamsoet, Senin, (24/2/2020).

BACA JUGA:   Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024

Selain itu, Bamsoet meminta pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor, terutama di sektor nonmigas, dengan meningkatkan mutu dan kualitas dari komoditas nasional serta membangun hubungan diplomasi yang baik dengan negara-negara yang dapat membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

“Sehingga kinerja neraca perdagangan Indonesia dapat meningkat dalam mempertahankan konsumsi domestik dari middle income trap atau perangkat pendapatan menengah,” pungkas Bambang Soesatyo.

(dis/beritasampit.co.id)