PALANGKA RAYA – Sejatinya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan ajang menggembirakan untuk masyarakat Kalteng, bukan malah sebaliknya menjadi ajang adu domba hingga muncul kebencian yang akhirnya memutuskan tali persaudaraan.
Hal ini disampaikan oleh Sesa Mareki, Sekretaris Biro Pelajar dan Mahasiswa Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, saat menjadi salah satu pembicara dalam acara Mimbar Bebas Pemuda KNPI Talk’s I, “Mencari Pemimpin Ideal Kalteng”, Sabtu, 29 Februari 2020.
“Sebagai Pemuda dan Mahasiswa harusnya kita dapat memberikan gagasan kepada Publik bagaimana memilih Pemimpin yang ideal, Pemimpin yang ideal menurut saya ialah Pemimpin yang lahir langsung dari rahim rakyat, berani menjadi garda untuk kepentingan masyarakat adat Kalteng, berani membela kepentingan masyarakat Kalteng, mengakomodir semua kalangan, memiliki visi dan misi yang pro rakyat dan memiliki latar belakang yang jelas,” ujar Desa.
Menurut Aktivis jebolan kampus UPR ini, di era kekinian, pemuda jangan hanya terus berani mengkritik pemerintah saja, tetapi juga harus di iringi dengan apresiasi jika pemerintah menghasilkan prestasi dan mengeluarkan kebijakan yang baik untuk masyarakat.
“Kalau hanya yang dilontarkan kritik terus itu sudah bersifat politis bahkan masuk dalam barisan oposisi politik,” tuturnya.
Untuk mendapatkan Pemimpin yang ideal, katanya, dimulai dulu dari pemilihnya, jika pemilih bisa mengkampanyekan jagoannya dengan baik, maka yang dihasilkan juga pemimpin yang baik, begitupun sebaliknya jika pemilih mengkampanyekan dengan cara menebar ujaran kebencian, SARA bahkan berita hoax maka pemimpin yang dihasilkan juga pemimpin yang buruk.
“Begitulah gagasan yang saya tawarkan di kegiatan yang di fasilitasi oleh DPD KNPI Kalteng dengan tema mencari pemimpin Kalteng yang ideal,” tutup Sesa.
(NA/beritasampit.co.id)
