Panik Virus Corona, Padahal DBD Lebih Berbahaya

IST/BERITA SAMPIT - H Abdul Kadir

SAMPIT – Aksi borong masker yang mengakibatkan harga masker melonjak bahkan juga langka di kota Sampit, diduga akibat mulai paniknya warga yang mengantisipasi virus corona yang sudah masuk ke indonesia.

Hal tersebut menjadi perhatian Abdul Kadir, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotim dari fraksi Golkar, ia mengimbau masyarakat agar tidak panik yang dampaknya akan merugikan diri sendiri.

“Memang yang dikhawatirkan virus itu penyebarannya. Disini peran pemerintah setempat sangat penting melalui instansi terkait untuk memberikan pencerahan melalui sosialisasi bahayanya corona, dan yang terpenting bagaimana mengajak masyarakat untuk hidup sehat,” ungkap Kadir, Rabu 04 Maret 2020.

Selain itu, sebagai negara yang memiliki iklim tropis, yakni hanya musim hujan dan kemarau. Menurut pemahamannya virus tersebut tidak akan bisa berkembang di Indonesia, karena pengembangannya hanya pada suhu dibawah 26 derajat celsius.

Sedangkan di Indonesia, khususnya di Kalimantan suhunya rata-rata 28 sampai 34 derajat celsius, sehingga sangat minim virus tersebut bisa berkembang.

Namun yang harus dikhawatirkan saat ini bukan hanya virus corona, tetapi ada penyakit yang lebih berbahaya lagi penyebarannya, yakni Demam Berdara (DBD).

“Kenapa panik dengan corona, kenapa kita tidak panik dengan DBD, padahal penyakit ini lebih berbahaya, terutama dimusim saat ini,” kata Kadir.

Menyikapi hal tersebut, politikus dari partai Golkar tersebut mengajak masyarakat agar tidak begitu sibuk dengan masalah virus corona, namun yang terpenting bagaimana mengantisipasi merebaknya kasus DBD di wilayah masing-masing.

“Cuaca sekarang tidak seperti dulu lagi, tidak bisa di prediksi, harus masalah ini yang di perhatikan, bagaimana menjaga kebersihan lingkungan agar penyakit DBD bisa di berantas di Sampit ini, khususnya di Kotim,” pungkasnya.

(Cha/beritasampit.co.id)