Penyakit TBC Dianggap Lebih Berbahaya dari Virus Corona

Muhammad Gumarang/dokumen pribadi;

SAMPIT – Merambahnya virus corona atau covid-19 berasal dari Provinsi Wuhan Republik China telah membuat negara belahan dunia ketakutan apa lagi sekarang benar-benar telah menular banyak negara sehingga, membuat dampak negatif khususnya terhadap perekomian dunia yang mengalami kemerosotan. 

 

Hal ini ternyata membuat indonesia bingung karena ada pejabat yang membuat penyataan bersifat spekulasi yaitu indonesia tidak dijamah corona dengan alasan pola makan minum orang indonesia memiliki bahan kandungan untuk ketahanan tubuh imunitas terhadap corona. 

 

Namun faktanya, indonesia dipermalukan oleh pernyataan spekulasi oknum pejabat tersebut. Itu terbukti bahwa indonesia pun terjangkit virus corona akibat keteledoran sistem pengawasan terutama melalui pintu masuk di bandara salah satunya kewarganegaraan Jepang.

 

Warga Jepang itu diduga pada saat masuk indonesia tidak terdeteksi, kemudian menularkan kepada ibu dan anak. 

 

“Tidak menutup kemungkinan, penularan virus itu akan ke orang lainya,” kata tokoh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Muhammad Gumarang melalui rilis yang diterima redaksi beritasampit.co.id, Jumat 6 Maret 2020.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Terima Formasi 1.029 CASN dan PPPK 2024

 

Melihat kejadian tersebut, pemerintah indonesia melalui Presiden Joko Widodo meningkatkan keseriusan dengan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan seluruh Indonesia. 

 

Indonesia rencananya akan membangun rumah sakit khusus corona dengan daya tampung sekitar 1000 pasien dan meningkatkan sanitasi lingkungan bersih, pembentukan tim-tim khusus dan lainnya semua itu biaya dan jadi tanggungan negara. 

 

Disisi lain, indonesia adalah darurat narkoba sehingga, Presiden menyatakan perang memberantas narkoba, karena kematian akibat narkoba mencapai 50 orang per hari melebihi kematian akibat penyakit Tuberkulosis (TBC), di mana 13 orang per jam atau sekitar 300 orang per hari meninggal akibat terserang penyakit tersebut.

 

“Kematian akibat virus corona sekitar 2 persen dan itu jauh lebih kecil namun lebih menakutkan. Padahal ada yang lebih menakutkan lagi yakni penyakit TBC, bayangkan saja per jam 13 orang mati atau sekitar 300 orang mati per hari,” ujar Gumarang.

BACA JUGA:   Dishub Kotim Sidak SPBU Km8 Tjilik Riwut Sampit, Praktik Pungli Tiarap

 

Merebaknya virus corona di indonesia khususnya, menurut pengamatan Gumarang, membuat para pengguna, pengedar, bahkan gembong narkoba sepertinya hilang perhatian dari pemerintah. 

 

Hal itu kemungkinan tidak secara langsung, katanya, membuktikan bahwa pemerintah kurang maksimal dalam memberantas narkoba.

 

“Kondisi ini bisa menjadi ruang agak terbuka bagi mafia narkoba dalam melancarkan aksinya,” imbuhnya.

 

Bahkan, tambah Gumarang, gembong narkoba mungkin akan tertawa terbahak-bahak walau juga dalam ketakutan karena virus corona atau covid-19 tidak mengenal siapapun sehingga, menakutkan bagi pelaku, pengedar, gembong narkoba karena ternyata merekapun takut dengan kematian.

 

“Sekalipun itu jauh lebih kecil tingkat kematiannya dibanding akibat narkoba dan waktunya bisa temporer seperti kasus sar, flu burung dan lain sebagainya,” pungkasnya.

 

(ifin/beritasampit.co.id)