Rektor IPB dan PP GMKI Komitmen Lahirkan Petani Milenial

FOTO BERSAMA : IST/BERITA SAMPIT - Rektor IPB Prof. ARIF (duduk) saat foto bersama Pengurus Pusat GMKI, BPC GMKI Bogor dan Ketua Panitia Kegiatan Konferensi Nasional Mahasiswa Pertanian GMKI, Kamis 5 Maret 2020.

BOGOR – Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) didampingi Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Cabang Bogor audiensi dengan Prof. Arif Satria, Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB) di ruang Rektor IPB pukul 15.00-16.00 WIB, Kamis 5 maret 2020, membahas tentang rencana pelaksanaan Konferensi Nasional Mahasiswa Pertanian GMKI pada 1-4 April 2020 mendatang.

Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum GMKI Korneles Galanjinjinay dan anggotanya di sambut hangat oleh rektor IPB Prof. Arif Satria. Korneles menyampaikan kedatangannya tersebut ingin bersilaturahmi dan berdiskusi masalah pertanian yang kurang diminati oleh generasi milenial.

“Kami GMKI menyadari masalah pertanian sangat komplek oleh karena itu kehadiran kami disini ingin berdiskusi dengan pak rektor mencari solusinya terutama soal regenerasi petani, sekaligus kami ingin belajar banyak dari kampus IPB yang telah terbukti banyak melahirkan banyak tokoh tani,” ujar Korneles dalam rilis yang diterima, Jumat 6 Maret 2020.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut E.F. Pranoto selaku ketua Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Pusat. Ia juga menyampaikan topik yang akan dibahas dalam pertemuan Konferensi Nasional Mahasiswa Pertanian GMKI.

“Kegiatan ini merupakan momentum strategis organisasi yang nantinya akan membahas isu seputar modernisasi pertanian, pemberdayaan potensi desa dan BUMDes, regenerasi petani (petani muda), problem solving konflik agraria, dan monopoli tengkulak terhadap hasil pertanian. Isu yang kita angkat ini merupakan permasalahan pokok yang menyebabkan keterpurukan kesejahteraan para petani, sehingga kegiatan ini dapat dikatakan sebagai respon keberpihakan GMKI terhadap permasalahan pertanian,” ungkap E.F. Pranoto.

BACA JUGA:   Gerindra Usulkan Menteri dari Kalimantan Tengah

Selain itu, Marolop Jeremi Simarmata selaku BPC sekaligus Ketua Panitia kegiatan tersebut juga menambahkan bahwa kedatangan mereka bermaksud mengundang Rektor untuk dapat hadir sebagai salah satu orator ilmiah, dan sekaligus permohonan izin untuk dapat mengunakan salah satu ruang auditorium sebagai tempat pembukaan acara pada April 2020 mendatang.

Sementara itu, Prof. Arif Satria merespon positif dan penuh apresiasi, ia menyampaikan kesiapannya untuk hadir dalam pembukaan tersebut bahkan mempersilahkan untuk menggunakan salah satu ruang auditorium kampus untuk acara pembukaan.

“Pada dasarnya saya sangat terbuka dan mendukung setiap kegiatan yang sifatnya akademis, apa lagi ini GMKI yang bicara. Namun saya juga berharap kegiatan ini tidak hanya seremonial saja namun ada langkah konkrit nantinya setelah kegiatan, juga saya berharap GMKI dapat berkolaborasi dengan organisasi Cipayung lainnya membuat acara seperti ini,” tutur Prof Arif Satria.

Selain mengapresiasi secara lisan, Prof. Arif Satria juga memberikan video testimoni untuk kegiatan Konferensi Nasional Mahasiswa Pertanian GMKI. Bahkan menyampaikan bahwa isu regenerasi petani sangat penting untuk segera dipecahkan.

“Oleh karena itu segala gagasan untuk memunculkan petani-petani milenial, petani generasi baru yang bisa dan mampu mengakselerasi proses transformasi pertanian Indonesia yang harus segera kita masifkan. Oleh karena itu ide dari GMKI untuk mengelar acara yang penting untuk menggugah semangat bertani bagi kaum milenial, ini harus kita support, selamat untuk melaksanakan kegiatan konferensi,” ujar Prof. Arif dalam testimoninya.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

Setelah mendengarkan tanggapan Rektor, Ketua Umum GMKI Korneles, juga sempat menyinggung soal Kementrian Pertanian yang kurang mendapat dukungan politik, hal tersebut ia sampaikan melihat turunnya anggaran Kementrian Pertanian setiap tahunnya.

“Politik anggaran di pemerintah kita ternyata memang belum berpihak kepada kepentingan pertanian, lihat saja anggaran Kementan Pada 2015 Rp 32.72 triliun. Kemudian pada 2016 turun jadi Rp 27.72 triliun, Rp 24.22 triliun (tahun 2017), Rp 24.03 triliun (tahun 2018) dan Rp 21.71 triliun (tahun 2019) dan tahun ini 2020 turun lagi Rp 21.05 triliun, nasib serupa juga dialami oleh Kementerin Kelautan dan Perikanan bahkan lebih sadis padahal dua sektor ini merupakaan sektor paling strategis menjadi kekuatan ekonomi nasional bahkan global,” ungkap Kornelis.

Di akhir pertemuan Korneles mengucapkan terimakasih atas dukungan Rektor IPB tersebut. Ia berharap pemerintah lebih serius membicarakn pertanian. Kepada kader-kader GMKI Setanah Air ia meminta untuk dapat hadir memanfaatkan momen tersebut dengan baik, sehinga kedepan GMKI akan melahirkan kader yang betul-betul professional di bidang pertanian. (NA/beritasampit.co.id).