Waduh! Sudah Dua Bulan Stok Gula di Bulog Sampit Kosong

ILHAM/BERITA SAMPIT - Kepala Perum Bulog Sampit, Joko Prasetyo Afrizal, bersama pegawainya sedang mencek stok jualan di Kantor Bulog Sampit, Senin 09 Maret 2020.

SAMPIT – Dalam satu bulan belakangan ini, harga gula pasir di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melonjak sangat tinggi mencapai Rp. 18.000 per kilogram.

Sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang di tetapkan Pemerintah Pusat untuk wilayah Kalimantan Tengah sebesar Rp. 12.500 per kilogram.

Sementara Perum Bulog Sampit, saat ini belum bisa berbuat banyak untuk membantu menekan tingginya harga gula itu, sebab sudah hampir dua bulan belakangan ini stok gula di gudang Bulog Sampit juga kosong.

“Memang sudah hampir 2 bulan ini untuk stok gula kita kosong, ini juga yang kita khawatirkan, begitu terjadi stok kosong maka harga dipasaran akan segera melejit, memang kita tidak bisa mengharapkan kepada pedagang swasta memiliki kepedulian sosial, kayanya sangat sulit, justru disaat ini mereka sangat memanfaatkan momen, begitu barang kosong, maka akan berlaku hukum pasar,” ungkap Kepala Perum Bulog Sampit, Joko Prasetyo Afrizal, Senin 09 Maret 2020.

BACA JUGA:   Pengamat Sampaikan Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat di Kotim

Bulog Sampit yang menaungi wilayah Kabupaten Kotim, Seruyan dan Katingan, sejak akhir tahun 2019 lalu telah berupaya memenuhi kebutuhan stok gula, namun sampai saat ini masih belum bisa menerima kiriman dari pusat lantaran stok gula di pabrik pengolahan nasional yang ada di Jawa dan Sumatra juga terjadi kelangkaan.

“Pada akhir tahun 2019 lalu, bulog sampit sudah melakukan permintaan ke pusat sebanyak 200 ton lebih, kita harapkan pada ramadhan nanti sudah bisa terkirim sehingga untuk stok gula sudah bisa terpenuhi,” paparnya.

Joko juga sangat menyesalkan, tingginya harga gula yang mencapai diluar kewajaran tersebut, seharusnya cepat mendapatkan tindakan pemerintah setempat.

BACA JUGA:   Pernyataan Sikap BKMP se-Kalimantan Terkait Kondisi Papua

Sebab pedagang maupun pihak swasta tidak akan peduli mentaati HET, apalagi dengan momen kelangkaan gula ini, sebagian besar akan mengambil keuntungan dengan menjual diatas ketentuan.

“Dalam hal ini harusnya pemerintah daerah segera turun tangan dan bertindak tegas, jika ini dibiarkan berlarut-larut, maka harga akan terus melonjak. Memang agak sulit karena akan banyak berbagai alasan pedagang, namun disitunya peran pemerintah untuk menekan tingginya harga gula ini,” katanya.

Joko mengimbau kepada agen, para pedagang maupun pihak swasta yang memiliki stok gula, agar tidak begitu banyak mengambil keuntungan, karena sangat membebankan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak mampu.

“Kita harapkan mereka bisa sama-sama punya kepedulian sosial pada masyarakat khususnya yang menegah kebawah, untuk sama-sama memberikan harga yang layak kemasyarakat,” tandasnya.

(Cha/beritasampit.co.id)